Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Sasar Industri Farmasi, Tarif Impor Bisa Capai 200% Mulai Tahun Depan

Presiden AS Donald Trump akan menetapkan tarif atas impor produk farmasi, tetapi memberikan waktu sekitar satu tahun sebelum menerapkannya.
Ilustrasi bendera AS dengan label tarif./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi bendera AS dengan label tarif./Reuters-Dado Ruvic

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan akan menetapkan tarif atas impor produk farmasi yang dapat mencapai 200%. Namun memberikan waktu sekitar satu tahun bagi produsen untuk memindahkan operasional mereka ke dalam negeri.

Melansir Reuters pada Rabu (9/7/2025), Trump menyebut pihaknya akan memberi waktu hingga 18 bulan bagi perusahaan untuk kembali ke AS. Setelah itu, mereka akan dikenakan tarif.

“Jika mereka tetap harus membawa obat-obatan ke AS, mereka akan dikenakan tarif sangat tinggi, sekitar 200%. Kami beri mereka waktu tertentu untuk berbenah,” ujar Trump kepada wartawan saat menghadiri pertemuan kabinet di Gedung Putih.

Trump juga menyebut pengumuman tarif akan mencakup sektor farmasi, semikonduktor, dan beberapa produk penting lainnya, meski belum merinci kapan pengumuman lanjutan akan dilakukan. Pada kesempatan yang sama, dia juga mengumumkan tarif baru atas impor tembaga.

Pemerintahan Trump sebelumnya telah meluncurkan investigasi terhadap industri farmasi pada April lalu dengan dalih bahwa ketergantungan besar pada produksi luar negeri menjadi ancaman bagi keamanan nasional. Investigasi dilakukan oleh Departemen Perdagangan AS, yang hingga kini masih menyusun laporan akhir.

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyatakan bahwa detail kebijakan tarif atas produk farmasi dan semikonduktor kemungkinan akan diumumkan pada akhir bulan ini.

“Untuk sektor farmasi dan chip, kajiannya akan selesai pada akhir bulan. Setelah itu, presiden akan menetapkan kebijakan, dan saya serahkan kepada beliau untuk memutuskan bagaimana langkah selanjutnya,” kata Lutnick kepada CNBC International usai rapat kabinet.

Sejumlah perusahaan farmasi memperingatkan bahwa kebijakan tarif berisiko meningkatkan kelangkaan obat dan mengurangi akses pasien terhadap pengobatan. Meski demikian, Trump tetap mendorong penerapan tarif tersebut dengan alasan AS perlu memperkuat kapasitas produksi obat di dalam negeri agar tidak bergantung pada pasokan dari luar negeri.

Pelaku industri juga diketahui tengah melobi pemerintahan Trump agar pemberlakuan tarif dilakukan secara bertahap, guna mengurangi dampak langsung terhadap operasional dan memberi waktu untuk melakukan relokasi produksi.

Produsen farmasi umumnya memiliki jaringan manufaktur global, dengan basis utama di AS, Eropa, dan Asia. Namun, memindahkan produksi secara signifikan ke AS dinilai membutuhkan investasi besar dan proses yang bisa memakan waktu bertahun-tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper