Bisnis.com, JAKARTA - Nilai pasar industri kemasan diperkirakan menembus US$7,1 miliar atau sekitar Rp101 triliun pada 2019.
Hengky Wibawa, Ketua Federasi Pengemasan Indonesia, mengatakan hingga saat ini nilai pasar kemasan di dalam negeri sudah mencapai Rp100 triliun. Menurutnya, realisasi tersebut merupakan sebuah pencapaian baru di industri kemasan.
Pada 2018, katanya, nilai pasar industri kemasan sudah mencapai Rp94 - Rp95 triliun.
"Estimasi saya pada 2019 ini kami telah masuk ke Rp101 triliun atau USD 7.1 miliar," ujarnya kepada Bisnis, Senin (9/12/2019).
Pada 2017 nilai industri kemasan mencapai Rp87 triliun. Pada awal tahun ini, Hengky menargetkan nilai pasar sektor ini bisa mencapai kisaran Rp90 triliun.
Hengky mengatakan pada tahun ini subsektor kemasan fleksibel masih mendominasi pasar dengan kontribusi mencapai 45%.
Subsektor kemasan kertas dan karton menyusul dengan kontribusi sekitar 28%, sedangkan plastik kaku menyumbangkan 15% untuk total nilai pasar.
"Selebihnya dari yang lain-lainnya dan kecil-kecil, misalnya dari kemasan gelas dan kaleng," ujarnya.
Hengky menambahkan sepanjang 2019 industri kemasan dihadapkan pada tantangan perubahan gaya hidup konsumen, khususnya generasi milenial. Hal itu tercermin dari penurunan kinerja bisnis ritel di Indonesia.
"Perubahan gaya hidup jadi tantangannya, terutama di perkotaan. Gaya hidup milenial itu cenderung belanja secukupnya dan lebih suka travelling."