Bisnis.com, JAKARTA - Sejak diluncurkan awal November lalu, banyak pelaku usaha budi daya perikanan yang berminat untuk mengembangkan ikan king kobia.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto. "Banyak yang bertanya analisis rugi laba. Mereka tertarik untuk budi daya," katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Adapun varietas ikan berdaging putih ini baru dikembangkan di UPT Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. BBPBL Lampung telah memulai kegiatan pemeliharaan larva kobia di hatchery secara indoor sejak 2009.
Menurut Slamet, produksinya saat ini baru sekitar 20 ton. "2020 Harapan kami bisa mencapai 100 ton untuk kebutuhan domestik dan ekspor," tuturnya.
Slamet optimistis king kobia dapat diterima pasar global. Amerika Serikat, Eropa, China, dan Jepang jadi sasaran utama untuk ekspor king kobia.
"Potensinya bagus karena ini kan daging putih. Daging putih pasarannya bagus, rasanya juga enak. Pasti disukai masyarakat internasional," kata Slamet.
Oleh karena itu, pihaknya akan memperluas budi daya king kobia di Kabupaten Lingga, Bengkalis, dan Karimun, Kepulauan Riau.
Adapun pengembangan budi daya king kobia diharapkan menerapkan kaidah cara pembenihan ikan yang baik (CPIB) dan cara budi daya ikan yang baik (CBIB) dengan standar Internasional yang sesuai dengan permintaan pasar perikanan global. Budi daya tersebut bukan hanya aspek mutu, foodsafety dan social responsibility saja, tetapi juga aspek sustainability.