Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Akan Samakan Harga Avtur, Ini Respons INACA

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja membenarkan adanya disparitas harga avtur yang terjadi antara wilayah barat dan timur Indonesia.
Truk pengangkut avtur bersiap melakukan pengisian bahan bakar pada salah satu pesawat di Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (11/3)./Antara-Aditya Pradana Putra
Truk pengangkut avtur bersiap melakukan pengisian bahan bakar pada salah satu pesawat di Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (11/3)./Antara-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) mendukung langkah pemerintah terkait dengan upaya pemerataan harga avtur.

Pemerintah diketahui akan membahas upaya rebalancing harga avtur nasional dengan cara mengupayakan efisiensi biaya operasional Pertamina, yang selama ini menjadi pemasok tunggal, maupun membuka peluang bagi operator lain untuk masuk ke pasar nasional.

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja membenarkan adanya disparitas harga avtur yang terjadi antara wilayah Barat dan Timur Indonesia. Maskapai yang beroperasi di destinasi terpencil selama ini terbebani dengan tingginya harga avtur.

"Kami telah memercayakan hal tersebut kepada pemerintah, yang akan mendapatkan jalan keluar terbaik untuk kepentingan perekonomian nasional, bukan bagi pihak-pihak tertentu saja," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (3/12/2019).

Dia menambahkan maskapai berperan dalam mendukung program pemerintah untuk membuka konektivitas di wilayah-wilayah terpencil. Biasanya wilayah tersebut berada di kawasan Timur.

Maskapai, lanjutnya, sudah melakukan pembukaan konektivitas tersebut ke beberapa rute baik yang bersifat perintis maupun yang sudah komersil. Akan tetapi, perlu ada konsep jangka panjang yang bisa diimplementasikan untuk bisa menunjang kesuksesan program konektivitas ini. 

"Jadi, tidak membebani maskapai swasta karena biasanya operasional rute terpencil memiliki tingkat keterisian yang masih rendah ditambah dengan biaya operasional tinggi," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hendra Wibawa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper