Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menargetkan peningkatan modal share angkutan umum perkotaan di wilayah Jabodetabek pada 2020 menjadi 35,6 persen atau meningkat dari saat ini hanya 32 persen.
Kepala BPTJ Bambang Prihartono menyatakan peningkatan modal share tersebut dapat dicapai dengan tiga hal yakni sistem transportasi perkotaan berbasis jalan, transportasi terintegrasi dan kemudahan berusaha.
Dia menargetkan pelaksanaan electronic road pricing (ERP) atau jalan berbayar pada 2020 di sejumlah ruas jalan nasional Jabodetabek.
Untuk memberikan stimulus pengalihan moda transportasi dari kendaran pribadi ke angkutan umum, BPTJ akan menerapkan subsidi angkutan umum.
"Kami juga dukung dengan pemesanan tiket bus terintegrasi apilasi online mobile untuk JR Connection dan JA Connection, serta produk baru bus wista kawasan puncak," terangnya, Senin (2/12/2019).
Pada perhitungan 2018, paparnya, terdapat 88 juta pergerakan orang di wilayah Jabodetabek atau lebih tinggi dari 2015 sebanyak 47,5 juta pergerakan sehari. Padahal, jumlah penduduk Jabodetabek hanya 31 juta jiwa.
Untuk membantu integrasi antarmoda, Bambang menyatakan BPTJ menargetkan terciptanya tiket terintegrasi antara Moda Raya Terpadu (MRT) dan Kereta Commuter Indonesia (KCI).
"Kami sudah bangun Area Traffic Control System [ATCS] mencakup di seluruh Jabodetabek, akan dilengkapi dengan software manajemen lalu lintas yang dapat mengatur perubahan lampu lalu lintas berdasarkan volume kendaraan," ujarnya.