Bisnis.com, JAKARTA – Industri alas kaki Jawa Tengah diharapkan terus bertumbuh untuk menopang sektor tersebut secara nasional pada 2020 di tengah penurunan kinerja sentra produksi di Banten sepanjang 2019.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengatakan bahwa selama ini memang Banten masih menjadi kontributor dominan bagi produksi alas kaki nasional.
Namun, pada Januari - September 2019, jelasnya, kinerja ekspor anjlok 12,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, dia menjelaskan bahwa kinerja ekspor alas kaki Jateng justru bisa bertumbuh.
"Pada 2020 kami berharap pada Jawa Tengah. Tahun ini, [kinerja ekspor alas kaki] Banten sangat turun, tapi Jateng tumbuh," ujarnya kepada Bisnis pada Minggu (1/12/2019).
Firman mengatakan pihaknya bakal terus mendorong perkembangan sentra produksi di Jateng agar mampu melanjutkan performa positif pada tahun depan. Sejumlah daerah industri alas kaki yang tengah berkembang di Jateng adalah Brebes dan Jepara. Di sisi lain, jelasnya, pusat produksi di Banten juga terus diperluas.
"Setidaknya di Jateng produk bisa dijual lebih murah dibandingkan dengan produksi di Banten. Jika Jateng bisa didorong terus pertumbuhannya, [kinerja] kami bisa kembali."
Untuk 2019, Firman mengatakan Aprisindo cukup realistis bahwa realisasi kinerja industri alas kaki kemungkinan besar menurun. Dengan kata lain, 2019 menjadi tahun dengan kinerja ekspor alas kaki terendah dalam satu dekade terakhir.
Pada awal tahun, asosiasi berharap kinerja ekspor mampu bertumbuh setidaknya 10% pada tahun ini. Namun, pada pertengahan 2019 pihaknya merevisi target tersebut menjadi stagnan.
"Kami berharap masih bisa tumbuh sekitar 0%-an atau sekadar tidak turun. Ini bisa jadi yang terendah 10 tahun terakhir, bahkan 20 tahun terakhir," kata Firman.