Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) telah mempersiapkan strategi pengembangan Bandara Kertajati seiring dengan penambahan kepemilikan saham pada PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) sebesar 25 persen.
SVP of Corporate Secretary PT Angkasa Pura II Deni Krisnowibowo mengatakan saat ini porsi kepemilikan saham masih 6,01 persen. Ditargetkan hingga 2021 kepemilikan sudah bertambah secara bertahap mencapai 25 persen.
"Sebagai pemegang saham di BIJB, kami akan mempercepat pembangunan dan pengembangan infrastruktur di Bandara Kertajati agar semakin optimal dalam meningkatkan konektivitas udara di Jawa Barat,” kata Deni dalam siaran pers, Minggu (1/12/2019).
Deni menambahkan strategi pengembangan bandara berkode KTJ ini antara lain akan mengarah pada konsep Aerocity, akan dibangun kawasan komersial, perhotelan, perkantoran hingga fasilitas pemberangkatan jemaah haji.
Di samping itu, pengembangan akan mencakup peningkatan kapasitas sisi udara seperti taxiway dan apron, lalu sisi darat yakni terminal penumpang pesawat, serta pengembangan kawasan logistik.
Setelah pembangunan aksesibilitas yaitu Jalan Tol Cisumdawu usai, lanjut Deni, akses ke bandara akan semakin cepat. Dari Bandung hanya sekitar 45 menit hingga 1 jam. Di saat itu, Kertajati akan menjadi bandara utama dan semakin optimal mendukung pertumbuhan perekonomian dan pariwasata Jawa Barat.
AP II juga akan mengembangkan konsep multi-airport system untuk menyinergikan empat bandara yaitu Kertajati (Majalengka), Husein Sastranegara (Bandung), Halim Perdanakusuma (Jakarta), dan Soekarno-Hatta.
Keempatnya akan saling mendukung agar pergerakan penumpang dan penerbangan terdistribusi dengan baik di antara bandara-bandara tersebut.
Bandara Kertajati berdiri di atas kawasan seluas 1.000 hektare, yang dilengkapi dengan terminal penumpang pesawat berkapasitas 5,6 juta penumpang per tahun. Landas pacu atau runway berukuran 3.000 x 60 meter sehingga dapat mengakomodir penerbangan pesawat berbadan lebar (widebody).