Bisnis.com, JAKARTA – Untuk mendorong implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals, bank sentral bisa merumuskan kebijakan makroekonomi yang mendorong sumber pembiayaan.
Dikutip dari Laporan Global Sustainable Development Report 2019, bank sentral selaku pemegang mandate dan wewenang dalam kebijakan moneter, dapat melakukan peran penting mendorong Sustainable Development Goals (SDG).
Adapun cara yang bisa ditempuh adalah mengarahkan sektor swasta, khususnya sektor finansial dan perbankan untuk memulai sistem inklusi keuangan. Beberapa upaya sebagai contoh adalah mengintegrasikan program SDGs dalam inklusi keuangan.
“Institusi finansial termasuk perbankan multinasional, nasional, dan regional pada 2018 bisa menginvestasikan sekitar US$1,9 triliun dan memberikan dampak yang besar,” dikutip Selasa (19/11/2019).
Selain mendorong pengeluaran dari APBN perlu keran pembiayaan lain karena anggaran dari negara tak cukup kuat, terutama dengan penerimaan pajak yang belum optimal. Oleh sebab itu investasi swasta, termasuk investasi asing menjadi sangat krusial.
Beberapa inisiatif yang bisa dilakukan juga adalah mendorong instrumen baru dalam pembiayaan. Misalnya, sistem pasar modal yang tersertifikasi ramah lingkungan, green sukuk, dan laporan tanggung jawab sosial korporasi yang transparan dan memenuhi standar SDGs.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) resmi diterima sebagai anggota Network for Greening the Financial System (NGFS) terhitung sejak 6 November 2019. Melalui siaran pers yang diterima Bisnis, keanggotaan BI dalam NGFS sejalan dengan komitmen Indonesia pada Paris Agreement dan Sustainable Development Goals (SDGs).
NGFS bertujuan untuk mendefinisikan dan mempromosikan praktik dan analisis terbaik terkait pembiayaan hijau atau green financing guna mencapai pertumbuhan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa BI dapat memberikan nilai tambah dalam pengembangan kerangka kerja analitis terkait asesmen risiko iklim dengan mengintegrasikan risiko terkait iklim ke dalam pemantauan stabilitas sistem keuangan, pengukuran dampak dari perubahan iklim, dan perumusan kebijakan yang tepat untuk meminimalisasi risiko-risiko tersebut.
Dia menyatakan, Bank Indonesia telah melakukan beberapa inisiatif sebagai wujud komitmennya terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan, antara lain; melakukan penelitian mengenai green financing yang kemudian berkontribusi pada pengembangan dan penerbitan obligasi hijau atau green bond oleh Pemerintah Indonesia, menyelenggarakan Annual Indonesia Investment Forum secara berkala yang menempatkan promosi green financing untuk proyek infrastruktur sebagai agenda utama.
Selain itu juga mempersiapkan task force terkait keuangan berkelanjutan untuk mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai upaya dalam memperkuat peran BI untuk mencapai target SDGs.
Seluruh anggota NGFS bersedia secara sukarela untuk bertukar pengalaman, berbagi praktek terbaik, berkontribusi pada pengembangan manajemen risiko lingkungan dan iklim di bidang keuangan. Selain itu juga untuk memobilisasi arus modal guna mendukung transisi menuju ekonomi yang berkelanjutan.