Bisnis.com, JAKARTA — Relaksasi yang digulirkan pemerintah untuk jual beli rumah mewah seperti melalui pajak penjualan atas barang mewah masih belum dirasakan para pengembang properti. Untuk menangkap pasar kelas atas, pengembang masih tunggu hingga pertengahan tahun depan.
Direktur PT Ciputra Residence Lalitya Ciputra Sastrawinata mengatakan bahwa pasar rumah mewah diperkirakan masih akan berat dan masih bergerak lambat. Ditambah dengan kondisi perekonomian nasional seperti sekarang ini, menurutnya, hanya rumah menengah yang masih banyak potensinya.
“Tahun depan semoga saja bisa naik sedikit dari segi harga atau penjualan. Intinya kami masih akan fokus di kelas menengah,” katanya kepada Bisnis, Rabu (13/11).
Namun, Ciputra Residence tetap menyediakan segmen kelas atas di proyek-proyek skala besar yang luasnya ribuan hektare.
“Produk mewah akan tetap ada, tapi tidak dijadikan kontribusi revenue terbesar kami. Proyek mewah itu tetap harus ada untuk image kami sebagai pengembang, mau tidak mau harus main di semua segmen, tapi kita tahu [penjualannya] masih akan pelan,” katanya.
Tahun depan, Lalitya melanjutkan bahwa Ciputra Residence baru akan menyiapkan peluncuran proyek baru mulai semester II/2019. Selain menantikan kebijakan dari pemerintah untuk mulai memberikan dampak, pihaknya juga menantikan sejumlah rintangan untuk lewat terlebih dahulu.
Baca Juga
“Proyek baru tahun depan semester pertama belum ada karena akan ada Chinese New Year, Lebaran, ada juga liburan sekolah yang berdekatan. Jadi, mungkin baru akan ada lagi mulai kuartal III/2019,” tambahnya.
Lalitya melanjutkan, untuk kebijakan kebijakan yang ada, setelah pemilu real estat sudah diharapkan naik, tapi nyatanya dampaknya belum terasa. “Jadi, kami masih sabar menunggu.”
Sebelumnya, Direktur PT Metropolitan Land Wahyu Sulistio mengatakan bahwa penjualan rumah mewah memang masih akan berat hingga tahun depan. Namun, tetap perlu tersedia untuk menangkap potensi jika siklus properti mulai naik.
“Itu kenapa kami tetap ada kerja sama dengan pengembang luar negeri seperti Keppel Land untuk bangun di Menteng karena segmen itu [mewah] tetap harus tersedia untuk menaikkan margin ketika pasar mulai balik bagus lagi,” ungkapnya.