Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Hanya Dipasarkan di Indonesia, Benih Sawit Minamas Bakal Diekspor

Minamas Plantation tengah mendorong pemasaran benih sawit varietas iCalix ke pasar Afrika dan India seiring dengan potensi turunnya serapan domestik karena moratorium izin baru lahan kebun komoditas itu.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Minamas Plantation, salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang merupakan anak perusahaan Sime Darby, tengah mendorong pemasaran benih sawit varietas iCalix ke pasar Afrika dan India seiring dengan potensi turunnya serapan domestik karena moratorium izin baru lahan kebun komoditas itu.

Kepala Pusat Riset Minamas (MRC) Shahrakbah Yacob mengatakan bahwa selama ini pemasaran benih varietas unggul hasil riset hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal perusahaan. 

Namun, kebijakan moratorium pembukaan lahan baru membuat ekstensifikasi lahan baru sawit yang berdampak pada turunnya serapan benih. “Kami punya program untuk memasarkan iCalix ke luar Indonesia. Sejauh ini kami sudah lakukan pengiriman ke Gabon, negara-negara Afrika dan India, ke negara-negara yang potensial untuk sawit,” katanya, Kamis (7/11/2019). 

Varietas iCalix bakal menjadi benih pertama yang dikomersialisasikan Minamas. Selama ini, perusahaan baru memanfaatkan benih produksinya untuk kebutuhan peremajaan kebun-kebun milik internal. 

“Kebutuhan benih perusahaan setiap tahunnya mencapai 2 juta butir. Target peremajaan internal sendiri sekitar 5% sampai 6% setiap tahunnya dari total kebun yang kami miliki,” tuturnya. 

Minamas memiliki hak guna usaha (HGU) seluas 273.331 hektare (ha) yang tersebar di sejumlah provinsi di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Dari jumlah ini, 202.302 ha di antaranya telah ditanami sawit atau mewakili 74% dari total lahan yang dikelola. 

Direktur Utama Minamas Plantation Shamsuddin Muhammad mengharapkan dirilisnya benih unggul iCalix dapat menjadi opsi utama dalam peningkatan produktivitas tanaman sawit mengingat tidak ada penambahan area tanam sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan moratorium. 

Dia pun mengharapkan benih ini dapat dimanfaatkan untuk program peremajaan sawit rakyat lantaran masih rendahnya produktivitas kebun yang dikelola pekebun mandiri. 

“Meningkatnya permintaan pada produk berbahan baku minyak sawit memaksa pelaku usaha untuk meningkatkan produksinya tanpa melakukan perluasan lahan. Untuk meningkatkan produksi, intensifikasi dapat menjadi jawaban,” kata Shamsuddin. 

Benih iCalix sendiri disebut memiliki potensi produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 30,9 ton per ha per tahun dan CPO mencapai 8,5 ton per ha per tahun. Dibandingkan dengan benih lain, iCalix diklaim memiliki keunggulan dari sisi kandungan dan produksi minyak dalam setiap tandannya. 

“Tanaman mulai dapat dipanen pada umur 24 bulan setelah tanam di lapangan dan juga relatif tahan terhadap penyakit Ganoderma,” kata Shahrakbah. 

Dari total kapasitas produksi sebesar 3 juta benih, sekitar 60% di antaranya merupakan produksi varietas iCalix, 30% untuk varietas Simalungun, dan 10% produksi varietas SAIN. Shahrakbah mengatakan kapasitas produksi benih bisa ditingkatkan mengingat perusahaan baru memanfaatkan sekitar 12% dari 2.676 pohon induk.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper