Bisnis.com, NUSA DUA — Asia Pacific Rayon, produsen serat viscose di bawah bendera Royal Golden Eagle, menargetkan realisasi produksi hingga akhir tahun mencapai 240.000 ton, atau kapasitas maksimal dari pabrik yang beroperasi di Pangkalan Kerinci, Riau.
Direktur Asia Pacific Rayon Basrie Kamba mencatat, produksi serat rayon perusahaan telah mencapai 200.000 ton per Oktober 2019. Kami terus berusaha memaksimalkan produksi dalam 10 bulan terakhir sejak pabrik beroperasi Desember tahun lalu,” ujarnya di sela acara Bali Fashion Trend di Nusa Dua, Bali, Kamis (7/11/2019).
Menurut Basrie, peningkatan kapasitas produksi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan serat viscose yang terus meningkat di dalam negeri sebagai alternatif bahan baku tekstil yang sebagian besar diperoleh melalui impor.
Di samping itu, Asia Pacific Rayon juga melihat peluang dari pertumbuhan permintaan dari luar negeri yang ditaksir mencapai 8 juta ton pada 2020. Hingga kini, perusahaan telah mengekspor serat viscose ke 14 negara.
“Kami berharap terus memperluar pasar sambil juga mengembangkan riset yang lebih maju untuk viscose sebagai bahan baku tekstil.”
Untuk diketahui, viscose adalah serat benang yang berasal dari pohon dan dapat terurai secara alami, sehingga dianggap sebagai bahan baku tekstil yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Viscose atau rayon bersifat sejuk, nyaman, warna yang lebih cemerlang serta dapat digabung dengan bahan mentah tekstil lainnya seperti katun dan poliester.
Bahan baku berkelanjutan itu dapat diterapkan ke berbagai produk seperti pakaian, kebutuhan rumah tangga, hingga alat kesehatan dan kecantikan.
BALI FASHION TREND
Asia Pacific Rayon menunjukkan komitmennya dalam pengembangan industri fesyen dengan prinsip berkelanjutan di Indonesia, dengan berpartisipasi dalam Bali Fashion Trend Spring Summer 2020.
Ajang kreasi desainer dalam negeri yang diselenggarakan oleh Indonesia Fashion Chamber tersebut mengusung tema ‘Sustainable Fashion’ yang dituangkan ke dalam sejumlah karya terbuat dari kain rayon yang diproduksi secara berkelanjutan.
National Chairman of Indonesia Fashion Chamber Ali Charisma mengatakan, tren saat ini menuntut fesyen yang tidak hanya mengedepankan keindahan tapi juga kelestarian lingkungan.
Untuk itu, menurut Ali, viscose rayon dapat menjadi jawaban bagi para desainer untuk berkarya dengan menggunakan bahan baku terbarukan yang sesuai dengan perkembangan dunia fesyen yang dinamis.
“Isu sustainable fashion menjadi perhatian utama di Eropa dan Amerika. Rayon menjadi salah satu pilihan untuk mengembangkan busana dari bahan yang berkelanjutan,” ujarnya.