Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manufaktur Jerman Tunjukkan Tanda-Tanda ‘Kehidupan’

Pesanan manufaktur Jerman dilaporkan rebound pada September 2019. Laporan ini menambah tanda-tanda bahwa ekonomi zona euro telah melalui masa-masa terburuknya.
Sebuah plakat bertuliskan Wir Streiken terpampang di pintu masuk sebuah pabrik di Jerman. /Reuters
Sebuah plakat bertuliskan Wir Streiken terpampang di pintu masuk sebuah pabrik di Jerman. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pesanan manufaktur Jerman dilaporkan rebound pada September 2019. Laporan ini menambah tanda-tanda bahwa ekonomi zona euro telah melalui masa-masa terburuknya.

Dilansir dari Bloomberg (Rabu, 6/11/2019), permintaan untuk manufaktur Jerman naik 1,3 persen pada September, jauh melampaui estimasi untuk kenaikan sebesar hanya 0,1 persen.

Kenaikan pertama yang dialami dalam tiga bulan berturut-turut itu didorong oleh peningkatan yang kuat dalam investasi dan barang-barang konsumen. Dorongan permintaan utamanya datang dari luar zona euro.

Menyusul laporan ini, nilai tukar euro menguat terhadap dolar AS dan diperdagangkan di level US$1,1076 pada pukul 08.54 pagi waktu Frankfurt.

Lonjakan yang tak terduga itu sekaligus mendorong optimisme dan kehati-hatian pemerintah Jerman bahwa industri negara ini akan mengalami awal yang menjanjikan untuk kuartal IV/2019.

Kendati demikian, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat pesanan tercatat masih turun 5,4 persen. Ini menunjukkan bahwa momentum akan terus melemah.

Kemungkinan Jerman akan mengalami resesi teknis selama kuartal terakhir dan pasar tenaga kerja mulai memburuk.

“Angka pesanan pabrik hari ini konsisten dengan pandangan kami bahwa penurunan akan dangkal, meskipun pertumbuhan ekonomi akan tetap lemah hingga 2020,” ujar Ekonom Bloomberg Jamie Rush.

Data tersebut mengikuti laporan yang menunjukkan bahwa manufaktur zona euro mendekati level terlemahnya dalam tujuh tahun. Meski ekonomi global menunjukkan tanda-tanda memulih, ekonomi Jerman masih tetap berjuang.

Dewan penasihat ekonomi pemerintah Jerman dikabarkan akan memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk tahun ini dan tahun berikutnya ketika menyampaikan laporan tahunan kepada Kanselir Angela Merkel pada Rabu (6/11/2019) waktu setempat.

Para pembuat kebijakan di Bank Sentral Eropa telah mendesak pemerintah-pemerintah kawasan ini untuk turun tangan dengan dukungan fiskal. Stimulus moneter saja dipandang tidak akan dapat memberikan dorongan yang diperlukan.

Saat mengakhiri masa jabatannya pekan lalu,Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi menyerukan dukungan fiskal dari pemerintah negara-negara kawasan euro. Penggantinya, Christine Lagarde, diperkirakan akan melanjutkan upaya tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper