Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komite Keselamatan Konstruksi Minta supaya KCIC Evaluasi Kinerja Kontraktor

Evaluasi yang harus dilakukan termasuk audit keselamatan dan semua sistem sebelum dilakukan pekerjaan.
Sejumlah petugas mengamati replika Kereta Cepat di Casting Yard 1 KM 26 Tol Jakarta-Cikampek, Cikarang Utama, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (30/9/2019). Konstruksi Kereta Cepat Jakarta - Bandung sudah mencapai 27 persen dan ditargetkan beroperasi pada 2021/ANTARA FOTO-Fakhri Hermansyah
Sejumlah petugas mengamati replika Kereta Cepat di Casting Yard 1 KM 26 Tol Jakarta-Cikampek, Cikarang Utama, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (30/9/2019). Konstruksi Kereta Cepat Jakarta - Bandung sudah mencapai 27 persen dan ditargetkan beroperasi pada 2021/ANTARA FOTO-Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, JAKARTA — Komite Keselamatan Konstruksi meminta supaya PT Kereta Cepat Indonesia China mengevaluasi kinerja kontraktor yang lalai terkait dengan insiden terbakarnya pipa Pertamina di Cimahi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu dan mengeluarkan izin kerja terkait bored pile.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarief Burhanuddin mengatakan bahwa evaluasi harus dilakukan terhadap kontraktor di semua titik konstruksi.

"Evaluasi tersebut termasuk melakukan safety audit dan semua sistem yang harus dilakukan sebelum melakukan pekerjaan. Kemudian menghentikan pekerjaan jika menemukan unsafe action," ujarnya, Rabu (6/11/2019).

Selain evaluasi dan pengecekan pada para kontraktor dan pekerjaan yang dilakukan untuk meningkatkan koordinasi di semua pihak, PT KCIC juga harus mengeluarkan izin kerja atau izin kerja terkait pekerjaan bored pile. Izin kerja tersebut menjadi acuan agar tidak terjadi lagi insiden tersebut.

Insiden terbakarnya pipa bahan bakar minyak milik Pertamina ditengarai terjadi akibat tidak dilaksanakannya analisis keselamatan kerja (job safety analysis) yakni determining control dengan alat pendeteksi yang akurat sehingga menyentuh pipa tersebut.

"Jadi, ini murni kesalahan teknis. Ke depannya pekerjaan itu [bored pile] harus dilakukan sesuai dengan mekanisme," kata Syarief.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper