Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Populasi Penduduk Meningkat Tajam, Ketahanan Pangan Perlu Diperkuat

Kebutuhan energi dan pangan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi dunia secara signifikan.
Petani merontokkan padi hasil panen di areal persawahan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/10/2018)./JIBI-Rachman
Petani merontokkan padi hasil panen di areal persawahan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/10/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kebutuhan energi dan pangan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi dunia secara signifikan.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Agribisnis, Pangan, dan Kehutanan Franky Widjaja mengemukakan populasi dunia akan mencapai 9 miliar jiwa pada 2045 dengan penduduk Indonesia di angka 350 juta. Pertambahan jumlah penduduk ini secara bersamaan diikuti dengan kebutuhan energi dan pangan yang meningkat.

"Kita harus bisa meningkatkan produksi pangan secara signifikan untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan nasional," katanya, Selasa (5/11/2019).

Peningkatan produksi pangan disebutnya memerlukan bibit tanaman pangan yang unggul dan berproduksi tinggi. Namun, kondisi perbibitan dan perbenihan komoditas pangan saat ini masih belum terkoordinasikan dengan baik.

Franky mengemukakan bibit dan benih yang beredar sangat beragam, banyak yang belum terstandardisasi dan tak konstan tersedia di pasaran. Bibit dan benih bersertifikat yang masih sangat terbatas berakibat pada harga yang cukup mahal dan banyaknya impor bibit untuk memenuhi kekurangan pasokan.

"Padahal, banyak bibit impor yang tidak sesuai dengan kebutuhan para petani," imbuhnya.

Menurut Franky, pemerintah perlu mengeluarkan payung kebijakan yang mengatur tentang perbibitan dan perbenihan komoditas pangan secara nasional agar dapat terkoordinasi mulai dari pengadaan, pendistribusian, penyimpanan hingga cara menanamnya. Pemerintah juga dirasa perlu menumbuhkembangkan industri pembibitan dan perbenihan dengan memberikan insentif khusus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper