Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia memperkirakan produksi kayu bulat atau log pada tahun depan tumbuh sekitar 10%—15%, baik dari hutan tanaman industri (HTI) maupun hutan alam.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Purwadi Soeprihanto mengatakan pada tahun ini produksi kayu bulat dari hutan alam diprediksi hanya mencapai 5,4 juta m3. Adapun, untuk produksi HTI diyakini stabil di angka 40 juta m3.
“Kita targetkan produksi bisa naik sekitar 10% - 15% [pada tahun depan],” ujarnya kepada Bisnis, Senin (4/11/2019).
Selaras dengan penetapan target ini, dia berharap pasar industri pengolahan kayu akan pulih pada 2020, dengan catatan ada pergeseran ekspor dari produk plywood ke produk kayu olahan/moulding yang diperluas penampangnya.
Purwadi menuturkan untuk mendorong peningkatan produksi ini perlu adanya kebijakan ekspor perluasan penampang kayu olahan dari 4.000 mm2 dan 10.000 mm2 menjadi 20.000 mm2. Kayu olahan yang diperluas penampangnya, kata Purwadi, bisa memperoleh harga yang lebih baik dengan kenaikan bisa sampai 25%–30%.
“Harga kayu log alam saat ini hanya sekitar Rp1,2 juta, kita proyeksikan dengan kebijakan perluasan penampang bisa naik di harga sekitar Rp1,5 sampai dengan Rp1,6 juta,” tuturnya.
Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) Soewarni mengatakan pihaknya belum bisa memprediksi proyeksi industri pengolahan kayu pada 2020.
“Kami menunggu kiprah menteri yang ditugasi Pak [Presiden] Joko Widodo untuk meningkatkan ekspor,” katanya melalui pesan singkat.