Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Inggris meluncurkan program bantuan Skills for Prosperity senilai £8 juta atau sekitar Rp143 miliar untuk membantu pengembangan pendidikan vokasi kemaritiman di Indonesia.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Asean, dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan pengembangan pendidikan vokasi kemaritiman dipilih lantaran telah menjadi prioritas Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Indonesia adalah negara kepulauan, semuanya berpusat dari laut. Ini adalah program jangka panjang untuk membantu mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia [dan] meningkatkan sumber daya manusia untuk meningkatkan konektivitas antarpulau di Indonesia," katanya dalam acara peluncuran program bantuan Skills for Prosperity, Selasa (5/11/2019).
Menurut Jenkins, pendidikan vokasi kemaritiman saat sangat dibutuhkan oleh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bidang infrastruktur pelabuhan laut yang gencar dibangun oleh pemerintah.
Dia menyebut peningkatan infrastruktur pelabuhan laut yang didukung oleh tenaga kerja yang kompeten akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perdagangan di seluruh Nusantara.
"Dana [bantuan] ini akan membantu memastikan pelatihan tenaga kerja untuk pengoperasian infrastruktur yang optimal," tegasnya.
Dana bantuan senilai £8 juta tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan pendidikan vokasi di empat politeknik untuk meningkatkan kurikulum, standar, serta kualifikasi untuk mereka yang mempelajari logistik pelabuhan, pelayaran, pembuatan kapal, dan ekonomi maritim dari masyarakat pesisir.
Adapun, empat politeknik yang dimaksud adalah Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) di Semarang, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Politeknik Negeri Manado (Polimdo), Politeknik Negeri Batam (Polibatam).
Di Polibatam nantinya akan dilakukan peningkatan kualitas pelatihan bagi mahasiswa tentang manajemen logistik akan mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas perdagangan serta mendorong Indonesia sebagai mitra kerja Singapura, pusat perdagangan global terdekat.
Kemudian, di Polimarin akan difokuskan untuk pelatihan keterampilan bahasa Inggris para pelaut sehingga akan ada lebih banyak orang Indonesia yang bisa dipekerjakan di perusahaan internasional maupun di jalur pelayaran internasional.
Kerja sama dengan PPNS bertujuan untuk membawa perkembangan terbaru dalam digitalisasi manajemen pelabuhan dan desain pembuatan kapal untuk siswa Indonesia menciptakan pemimpin masa depan serta meningkatkan daya saing dan perdagangan Indonesia.
Terakhir, di Polimdo kerjasama yang dilakukan diharapkand apat mengembangkan kursus ekonomi kelautan secara mandiri untuk mengajarkan keterampilan kewirausahaan dan industri skala kecil kepada masyarakat pesisir yang seringkali dilanda kemiskinan.
Jenkins menyatakan dana program bantuan Skills for Prosperity tidak akan berhenti di bidang kelautan atau dengan empat Politeknik ini saja.
"Setelah program di bidang kelautan telah berjalan, kami akan mencari lebih banyak sektor dan peluang di mana Inggris dapat bekerjasama dengan Indonesia dalam pelatihan tenaga kerja. Sebagai contoh, minggu ini 11 perwakilan senior dari universitas-universitas Inggris (UUKI) sedang mengunjungi Indonesia untuk mencari peluang kerjasama pendidikan tinggi, yang dipimpin oleh Profesor Andrew Wathey, Wakil Rektor dari Northumbria University," ungkapnya. Jenkins mengatakan para ahli dari Inggris dan Indonesia kedepannya akan memfasiltiasi kerja sama yang lebih erat di sektor bisnis dan pelatihan tenaga kerja di Indonesia.
Hal tersebut sejalan dengan visi dan misi Presiden Jokowi untuk mewujudkan SDM Unggul yang berfokus pada sistem pendidikan yang memadai.
"Individu melalui peningkatan keterampilan dan prospek pekerjaan; bisnis melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas; serta ekonomi Indonesia melalui peningkatan daya tarik Indonesia sebagai tempat untuk berinvestasi, menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan serta memajukan ekonomi," pungkasnya.