Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan akan bersinergi dengan Kementerian BUMN untuk mempercepat proses pengembangan Kilang Cilacap yang dikerjakan PT Pertamina (Persero).
“Insyaallah kami proses [Kilang Cilacap], kami ingin percepat. Cerita tentang kilang sudah 30 tahun lho,” katanya, seusai mengikuti Rakor di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Selasa (29/10/2019).
Dia mengakui proses diskusi kerja sama antara Pertamina dan Saudi Aramco masih berjalan dan masih ada yang perlu diselaraskan.
Sejauh ini, Pertamina sudah berulang kali melakukan valuasi Kilang Cilacap. Hanya saja, hasil valuasi Aramco tidak sama.
Valuasi dibutuhkan sebagai bagian dari pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV) yang akan menggarap dan mengelola proyek kilang ini. Dalam upaya valuasi aset, Pertamina dan Aramco juga terus memperpanjang joint venture development agreement (JVDA).
Adanya JVDA antara Pertamina dan Aramco untuk Kilang Cilacap awalnya berakhir pada September lalu. Dengan begitu, perpanjangan JVDA merupakan yang ketiga kali dilakukan.
Awalnya, penandatanganan JVDA pertama kali dilakukan pada Desember 2016 – Desember 2018. Kemudian diperpanjang pada Januari - Juni 2019 dan kembali diperpanjang lagi hingga September 2019.
Dalam pengembangan Kilang Cilacap, Pertamina telah melakukan pengerjaan awal. Selain itu, induk usaha migas nasional juga telah menyelesaikan pembebasan lahan di sekitar Kilang Cilacap untuk proyek tersebut.
Setelah pengembangan, kapasitas pengolahan minyak mentah Kilang Cilacap akan naik dari 348.000 barel per hari (bph) menjadi 400.000 bph. Selanjutnya, bakal ada tambahan produksi bensin (gasoline) 80.000 bph, solar 60.000 bph, dan avtur 40.000 bph.