Bisnis.com, JAKARTA — Produksi gas alam cair (LNG) nasional sepanjang Januari–September 2019 terus tertekan akibat rendahnya harga gas dunia.
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi LNG tercatat sebanyak 167 kargo per September 2019 atau baru 65% dari rencana 257 kargo pada tahun ini.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan harga yang rendah membuat produksi melambat. Dwi pun mengakui kinerja produksi siap jual (lifting) gas bumi pada tahun ini terpukul akibat faktor eksternal tersebut.
"Karena harga rendah, [pembeli LNG] kalau beli dengan harga segitu [sesuai kontrak] dan dijual di sana dengan harga rendah, kan tidak menguntungkan. Akhirnya mereka ambil spot dulu, mereka tunda yang sudah kontrak yang harganya lebih tinggi," katanya di kantor Kementerian ESDM, Senin (28/10/2019).
Adapun pengurangan produksi terjadi di seluruh kilang LNG nasional, yakni kilang PT Badak LNG di Kalimantan Timur, kilang BP Berau di Papua, dan kilang PT Donggi Senoro LNG di Sulawesi Tengah.
Dwi mengungkapkan memasuki kuartal IV/2019, harga gas sudah terkerek naik sehingga kargo LNG terjual sesuai jadwal. Sayangnya, peningkatan kinerja akhir 2019, lanjut Dwi, tidak akan menutup kekurangan kinerja akibat pengurangan produksi yang sudah dilakukan sejak awal tahun ini.
Baca Juga
“[Produksi gas] Yang hilang enggak bisa dikejar lagi,” tambahnya.
Hingga September 2019, total ekspor LNG tercatat sebanyak 120 kargo yang dihasilkan dari Kilang Tangguh sebanyak 67,5 kargo dan Kilang Bontang sebanyak 52,5 kargo. Untuk penyerapan domestik, tercatat sebanyak 47 kargo LNG yang dihasilkan dari Kilang Bontang sebanyak 30 kargo dan Kilang Tangguh sebanyak 17 kargo.