Bisnis.com, PALU — Untuk mendukung kegiatan perekonomian masyarakat Palu, Sulawesi Tengah pascabencana, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat fokus membangun fasilitas irigasi di Gumbasa dan sumber daya air di titik-titik pembangunan hunian tapak.
Ketua Satgas Penanganan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan bahwa untuk pembangunan fasilitas irigasi yang potensial adalah seluas 7.000 hektare.
"Untuk rehabilitasi irigasi Gumbasa, jadi 6 November ini [2019] yang tahap 1 akan kita fungsikan 540 hektare dan akhir Desember nanti seluas 1.70 hektare," kata Arie kepada Bisnis, Senin (28/10).
Arie melanjutkan bahwa saat ini tahap 2 dan 3 telah masuk proses desain dan akan mulai dikerjakan pada 2020.
"Ini haeus diprioritaskan karena ekonomi kan harus berjalan, mereka [masyarakat Palu] harus punya penghidupan dan masyarakat Sigi mengatakan sangat terbantu dengan irigasi tersebut," jelas Arie.
Selain sistem irigasi, terkait dengan pengembangan sumber daya air, PUPR juga tengah merencanakan pembangunan tanggul laut di Pantai Talise.
Baca Juga
"Dari jauh sini pantainya indah sekali, tapi kalau kita lihat tsunami kemarin kita harus melakukan sesuatu. Bikin tanggulnya seperti apa ini masih dibicarakan, karena kalau bikin tanggul tsunami karena kalau dibangun pengembangannya akan terhalang oleh tanggul tersebut," sambungnya.
Ketua Satgas Penanganan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto ketika memberi penjelasan kepada wartawan di Duyu, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Senin (28/10/2019)./Bisnis-Mutiara Nabila
Arie menyebutkan bahwa pada awal November, pembangunan tanggul laut diharapkan bisa disetujui, bukan untuk tsunami, melainkan untuk menghadapi air laut tertinggi mengingat tanah di sana sudah mengalami penurunan hingga 1,50 meter.
Kemudian, PUPR juga akan menaikkan jalan depan pantai sebagai jalur logistik setinggi 5,50 meter. Harapannya, jalan tersebut bisa menyerap energi tsunami sehingga banjir yang masuk tidak terlalu tinggi.
"Jadi, energi tsunami kan di bagian bawah. Dengan adanya jalan ini, energinya bisa terserap, tapi masih ada air yang melintas. Jadi, setelah melewati jalan ini elevasi banjirnya nggak melewati 2 meter supaya bisa membuat desain bangunan di kawasan pantai," imbuhnya.
Yang perlu menjadi perhatian, kata Arie, adalah pantai basah tidak boleh untuk membangun hunian. Rencananya PUPR bisa membangun naungan untuk pengumpulan massa karena massa harus bisa bersiap menyelamatkan diri selama 4 menit.