Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 5 Strategi untuk Tekan Ketergantungan Terhadap Energi Fosil

Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto memaparkan lima strategi agar ketergantungan terhadap energi fosil dan impor minyak berkurang.
Bahan bakar biodiesel B30, salah satu energi baru terbarukan./Antara-Chairul Rohman
Bahan bakar biodiesel B30, salah satu energi baru terbarukan./Antara-Chairul Rohman

Bisnis.com, JAKARTA – Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto memaparkan lima strategi agar ketergantungan terhadap energi fosil dan impor minyak berkurang.

Guna mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, Indonesia dinilai perlu mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

Menurut Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto, ada lima kebijakan yang bisa ditempuh untuk mengembangkan EBT. Pertama, Indonesia perlu mempercepat penggunaan energi terbarukan untuk bahan bakar yakni B-30, B-50 dan B-100.

"Salah satunya, pada Oktober 2019 ini, uji coba penggunaan campuran biodiesel 30 persen menggunakan bahan bakar nabati (BBN) atau B30 ditargetkan selesai," ujar Plt. Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tersebut.

Penggunaan B30 rencananya dimulai pada awal 2020. Setelah penerapan B30 berhasil, menurutnya, Indonesia harus segera mengembangkan B50 dan B100.

Langkah kedua, lanjut Djoko, ketergantungan terhadap energi fosil dapat diatasi dengan memperbanyak pembangkit listrik panas bumi geotermal.

Berdasarkan data pada Direktorat Panas Bumi Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi ESDM, sumber daya panas bumi yang termanfaatkan mencapai 1.948,5 MW yang terdiri atas 13 pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di 11 wilayah kerja panas bumi (WKP).

Ketiga, menurut Djoko, Indonesia harus terus mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Berdasarkan data Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi 978 MW tenaga angin.

Solusi keempat untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi, ujarnya, membangun pembangkit listrik tenaga air termasuk mikrohidro. Indonesia memiliki potensi listrik tenaga air 75.000 MW. Namun, dari potensi yang melimpah itu, Indonesia baru memanfaatkan 7 persennya.

Kelima, kata Djoko, ketergantungan pada energi fosil bisa diatasi dengan mewajibkan semua gedung dan rumah menggunakan solar cell.

Menurut dia, penggunaan EBT juga merupakan komitmen Indonesia kepada dunia untuk menjaga lingkungan hidup. Dengan penggunaan EBT, lanjnutnya, dunia bisa tetap bersih dan sehat. Penggunaan EBT juga solusi untuk mencegah terjadinya pemanasan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper