Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setumpuk Pekerjaan Rumah di Sektor Agribisnis

Pemerintahan baru juga diharapkan dapat menyiapkan sejumlah peta jalan yang jelas bagi sejumlah komoditas pertanian andalan ekspor Indonesia seperti kelapa sawit dan karet. 
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi

Dari Sawit hingga Karet

Pemerintahan baru juga diharapkan dapat menyiapkan sejumlah peta jalan yang jelas bagi sejumlah komoditas pertanian andalan ekspor Indonesia seperti kelapa sawit dan karet. 

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono meyakini konsumsi sawit dalam negeri pun akan meningkat pada 2020 seiring diberlakukannya mandatori biodiesel B30. 

Mukti memperkirakan akan ada tambahan serapan CPO domestik sebanyak 3 juta ton dari program ini sehingga konsumsi dalam negeri bertambah menjadi 9,4 juta ton. 

Kendati demikian, Mukti mengharapkan pemerintahan ke depan dapat menyajikan perkembangan yang signifikan dalam implementasi Inpres Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penundaan dan Evaluasi Perkebunan Kelapa Sawit dan Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit. 

“Sudah setahun sejak Inpres dikeluarkan, tetapi hasilnya belum terlihat. Padahal, Inpres ini berlaku selama 3 tahun, artinya sisa 2 tahun lagi. Jadi, PR-nya bagaimana tata kelola dan konflik di sawit ini bisa segera diselesaikan,” ujarnya. 

Bernasib sama dalam hal pelemahan harga, komoditas karet dalam negeri justru tertatih di tengah upaya peningkatan konsumsi dalam negeri. Tahun depan, konsumsi karet domestik diharapkan dapat bertambah 100.000 ton seiring dengan rencana pemanfaatan karet sebagai campuran aspal dan produk lainnya. 

Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo), dari total produksi karet sebesar 3,5 juta ton pada 2018, sebanyak 2,95 juta ton diekspor, sementara hanya 653.000 ton yang diserap pasar domestik. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Budi Hidayat berharap kementerian dan lembaga terkait dapat memperbaiki koordinasi guna menekan kemelut yang dihadapi industri pergulaan selama ini. Sinkronisasi ini penting untuk menavigasi kebijakan importasi gula mentah yang kerap menjadi kambing hitam kala terjadi perembesan ke pasar gula kristal putih (GKP) konsumsi. 

Menilik pipeline pekerjaan rumah yang menanti tersebut, Presiden Joko Widodo perlu memilih dengan cermat anak buah yang akan mengemban tugas memacu kinerja sektor agribisnis ini mengingat besarnya harkat hidup orang banyak yang bergantung di bidang ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper