Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR PASAR 15 OKTOBER : Semarak Aksi Korporasi di Lantai Bursa, Importir Nakal Diberangus

Berita mengenai maraknya aksi korporasi di Bursa Efek Indonesia serta langkah tegas pemerintah memberangus importer nakal menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Selasa (15/10/2019).
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai maraknya aksi korporasi di Bursa Efek Indonesia serta langkah tegas pemerintah memberangus importer nakal menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Selasa (15/10/2019).

Berikut beberapa topik utamanya:

Semarak Aksi Korporasi di Lantai Bursa. Penggalangan dana di pasar modal selama 5 tahun terakhir terpantau semarak. Hal itu dampak dari penambahan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia, emisi obligasi yang bermekaran hingga jumlah investor yang menggelembung.

Importir Nakal Diberangus. Pemerintah akhirnya mengakui terjadinya pelanggaran impor tekstil dan produk tekstil melalui Pusat Logistik Berikat. Langkah tegas pun ditempuh untuk menyelamatkan industri tekstil domestik dari gempuran produk impor.

Kutukan Shortfall Masih Menghantui. Pemerintah selalu kalang kabut mengatasi shortfall penerimaan pajak yang menjadi momok setiap tahun. Ujung-ujungnya, extra effort dikebut demi menutup celah penerimaan pajak.

Tren Surplus Diprediksi Berlanjut. Neraca perdagangan September 2019 diprediksi surplus sejalan dengan tertekannya kinerja impor serta pelemahan harga minyak sawit dan lesunya ekspansi manufaktur.

IMF Kembali Pangkas Proyeksi. International Monetary Fund (IMF) kembali merevisi pertumbuhan ekonomi sejalan dengan belum redanya perang dagang dan ketidakpastian global. Ini merupakan revisi keempat yang dilakukan oleh IMF sejak Oktober tahun lalu. Pada Juli lalu, organisasi tersebut mengumumkan revisi proyeksi pertumbuhan global menjadi 3,2 persen pada tahun ini dan 3,5% pada tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper