Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bentoel Group Beli 9.000 Ton Tembakau dari Mitra Petani di Lombok  

Bentoel Group membeli 9.000 ton tembakau dari mitra petani yang tersebar di berbagai wilayah di Lombok Timur dan Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Lombok merupakan salah satu wilayah penghasil tembakau terbesar di Indonesia, dengan tanaman tembakau jenis Flue-Cured Virginia (FCV).
Bentoel Group membeli tembakau dari mitra petani di Lombok Nusa Tenggara Barat/Bisnis - Agne Yasa
Bentoel Group membeli tembakau dari mitra petani di Lombok Nusa Tenggara Barat/Bisnis - Agne Yasa

Bisnis.com, LOMBOK -- Bentoel Group membeli 9.000 ton tembakau dari mitra petani yang tersebar di berbagai wilayah di Lombok Timur dan Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

 Presiden Komisaris Independen Bentoel Group Hendro Martowardojo mengatakan pada tahun ini, Bentoel Group memproduksi dan membeli sebanyak 9.000 ton tembakau jenis Flue-Cured Virginia (FCV), yang dibeli dari 1.226 mitra petani di Lombok Timur dan Lombok Tengah. 

"Untuk pembelian, kemungkinan kami yang paling besar di sini yakni 24 persen, 9.000 ton. Kurang lebih 24 persen itu dari total produksi Lombok," kata Hendro, pada Perayaan Pembelian Raya Tembakau, di  Desa Kalianyar, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (14/10/2019). 

Hendro menambahkan pihaknya juga menerapkan transparansi dalam proses pembelian hasil tembakau dari petani. Dalam proses penetapan harga juga dilakukan melalui pertemuan dengan pihak petani, pemerintah dan perusahaan.  

"Kami juga sangat fair, alat timbangnya, pembayarannya langsung transfer. Kami memperlakukan mitra dengan adil. Grade kami kalau dibandingkan pasaran di sini, mungkin yang paling tinggi," ujarnya. 

Hendro menegaskan saat ini mitra petani tembakau sudah melibatkan beberapa level generasi dalam satu keluarga, mulai dari ayah hingga cucu. 

"Kami ada 1.226 mitra. Mitra kami yang paling senior sudah dari 1972, sekitar 47 tahun. Arahan gubernur untuk bermitra dengan petani, kami jalankan dengan serius dan baik," katanya. 

Hendro mengungkapkan dalam kemitraan ini, Bentoel Group melakukan secara berkelanjutan. Sejak 2002, kemitraan petani Bentoel Group juga didukung dengan progam Social Responsibility in Tobacco Production, yang kemudian bertransformasi menjadi Program Tembakau Berkesinambungan sejak 2016. 

"Mitra kami dibekali tidak saja ilmu dan teknologi yang baik. Namun kami juga memberikan pupuk, cara menanam yang baik sehingga pada umumnya hasil dari tembakaunya juga baik," tukasnya.  

Pembelian tembakau petani Lombok
Pembelian tembakau petani Lombok

Program kemitraan dengan petani ini diklaim telah membantu penyerapan tenaga kerja sebanyak 400 hari orang kerja per hektar.  Program ini juga diklaim memberikan margin keuntungan yang layak kepada para petani yaitu 15 persen-25 persen. Hal ini bergantung pada pengelolaan biaya produksi petani, produktivitas, dan kualitas. 

Adapun Lombok merupakan salah satu wilayah penghasil tembakau terbesar di Indonesia, dengan tanaman tembakau jenis Flue-Cured Virginia (FCV). 

Selain di pasar nasional, tembakau jenis FCV yang dihasilkan Lombok juga didistribusikan untuk kebutuhan ekspor karena memiliki kualitas tinggi. Tembakau juga merupakan salah satu komoditas pertanian penting di wilayah Lombok dan berkontribusi pada pendapatan asli daerah. 

Pemerintah Daerah NTB juga menyambut baik kemitraan Bentoel Group dengan petani tembakau di Lombok. Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah mengatakan dunia usaha menjadi mesin dalam pertumbuhan ekonomi. 

Karena itu, lanjut Zulkieflimansyah, tugas pemerintah, gubernur dan bupati adalah memfasilitasi, membantu bagaimana supaya dunia usaha berkembang sehingga keuntungannya terus membaik, tumbuh dan kemudian mampu menyerap tenaga kerja untuk peningkatan standar hidup lebih baik. 

"Ini 9.000 ton tembakau dengan bisnis rokok yang menurun, ini satu hal yang luar biasa. Kami sedang membujuk bagaimana kalau bisa lebih dari 9.000 ton tapi lebih banyak sehingga bukan hanya mitranya tapi juga petani swadaya bisa diberi ruang untuk diakomodasi," jelasnya  

Namun, katanya, tidak adil jika hanya minta dunia usaha. Harus ada timbal balik juga dari pemerintah agar Bentoel Group yakin untuk bisa membeli lebih banyak dari petani masuk akal dan menguntungkan bisnis secara keseluruhan. 

 "Jadi harus take and give, tidak bisa satu arah saja," tutupnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agne Yasa
Editor : Siti Munawaroh
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper