Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai evaluasi ekonomi lima tahun masa jabatan Presiden Joko Widodo serta kebutuhan perbaikan transaksi berjalan menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Senin (14/10/2019).
Berikut beberapa perincian topik utamanya:
EVALUASI EKONOMI 5 TAHUN JOKOWI—JK: Stabil di Tengah Gejolak. Kendati pencapaian target rerata pertumbuhan ekonomi 6%—7% selama 5 tahun Pemerintahan Joko Widodo—Jusuf Kalla meleset, perekonomian domestik relatif stabil di tengah guncangan global.
Transaksi Berjalan Butuh Perbaikan. Dalam 5 tahun kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla, inflasi dan nilai tukar rupiah memang cenderung terjaga. Namun, pertumbuhan ekonomi dan transaksi berjalan masih menjadi pekerjaan rumah.
Pemerintah Diprediksi Andalkan Pinjaman. Ketidakpastian pasar diyakini akan menjadi pendorong pemerintah untuk mengandalkan pinjaman dalam rangka memenuhi kebutuhan pembiayaan utang. Pasalnya, sentimen perang dagang memberi dampak kepada pasar obligasi termasuk Surat Berharga Negara (SBN).
Duniatex Dapat Perlindungan di New York. Enam anak usaha Duniatex Group mendapatkan perlindungan sementara dari Pengadilan Federal New York, AS pada Jumat pekan lalu atas pengajuan permohonan Chapter 15 of US Bankcruptcy Law yang dilakukan pada 8 Oktober 2019.
Kala PBB Bersiasat Hadapi Krisis. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melakukan efisiensi besar-besaran per hari ini, sejalan dengan krisis keuangan terbesar yang melanda organisasi internasional tersebut.
Panas Dingin Naik Turun Harga Minyak. Pergerakan harga minyak mentah dunia, sedikit banyak memengaruhi keputusan Pemerintah dalam menetapkan harga BBM. Hal itu terjadi, setelah Presiden Joko Widodo mencabut subsidi BBM pada awal pemerintahannya.
Kebijakan Indonesia Senggol Harga Komoditas Dunia. Kendati belum dapat menjadi harga acuan dunia, Indonesia memiliki peran besar terhadap pasar komoditas global. Pasalnya, RI adalah produsen dan eksportir terbesar beberapa komoditas di dunia.