Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KETUA TIM PELAKSANA KPPIP WAHYU UTOMO : "Kita Masih Butuh Infrastruktur"

Selama 5 tahun terakhir, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kala telah menetapkan ratusan proyek strategis nasional yang harus dituntaskan. Bagaimana realisasinya?
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan Waduk Sindangheula di Kampung Pabuaran, Serang, Banten, Sabtu (15/12/2018)./ANTARA FOTO-Asep Fathulrahman
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan Waduk Sindangheula di Kampung Pabuaran, Serang, Banten, Sabtu (15/12/2018)./ANTARA FOTO-Asep Fathulrahman

Belum Saatnya Setop Infrastruktur

Jadi ke depan lebih banyak infrastruktur pendukung?

Coba Anda lihat, backbone di Sumatra belum selesai semua. Kalau di Jawa, memang hampir selesai, tetapi itu belum selesai sampai Banyuwangi. Jadi, sebetulnya backbone di Jawa belum selesai juga. Hanya kami upayakan selesai duluan daripada Kalimantan, misalnya. Namun, yang sekarang kami pikirkan, bagaimana memanfaatkan infrastruktur yang ada, dihubungkan dengan sentra kegiatan ekonomi masing-masing daerah supaya optimalisasi infrastruktur bisa tercapai. Makanya, saya berpikir ke depan infrastruktur akan tetap ada untuk melengkapi.

Kedua, kita tahu untuk meningkatkan daya saing untuk berkompetisi, salah satu yang penting adalah infrastruktur, karena logistics cost kita masih tinggi. Kalau infrastruktur tidak dibangun dan sistemnya enggak dibangun, logistic cost kita susah turun. Sekarang dengan pembangunan yang masif ini saja, kita sudah mulai merasakan logistics index kita membaik, tetapi belum cukup kompetitifnya.

Jadi, kita belum saatnya langsung setop pembangunan infrastruktur. Kita masih negara berkembang, masih membutuhkan infrastruktur. Apalagi kalau dibandingkan dengan stok infrastruktur, Indonesia dibandingkan dengan dunia, kita masih di bawah.

Mau tidak mau, infrastruktur masih diperlukan. Hanya yang perlu kita pikirkan, bukan hanya backbone, tapi juga infrastruktur pendukung-pendukungnya.

Apakah ada perbedaan fokus infrastruktur antara barat dan timur?

Kami enggak akan membedakan, tetapi kami akan memberikan secara proporsional. Untuk Jawa dan Sumatra yang sudah maju ya harus kita perkuat. Jangan lalu kita membangun di tempat lain yang akhirnya melemahkan kawasan-kawasan yang sudah berkembang di Jawa dan Sumatra. Kami harus proporsional dalam hal ini.

Bagaimana membaca arahan Presiden mengenai pembangunan SDM ke depan?

Intinya begini, kita punya infrastruktur, kawasan industri, kawasan ekonomi khusus. Infrastruktur harus mendukung kawasan-kawasan ini. Ada juga sentra-sentra ekonomi di daerah. Infrastruktur harus mendukung ini.

Membangun infrastruktur butuh SDM yang tersertifikasi. Membangun industri juga butuh SDM. Nah, SDM yang ada di kawasan inilah yang akan dicoba link and match-kan. Jangan sampai SDM yang disiapkan tidak cocok dengan industri di daerah itu. Akibatnya, tenaga lulusan di suatu tempat tidak terserap di tempat itu. Kami menyusun supaya kegiatan di suatu daerah menarik, ada investor masuk, itu butuh infrastruktur.

Akses jalan, air, listrik, kami siapkan agar kawasan ini berkembang, ada investasi masuk. Investasi masuk, butuh tenaga kerja yang sesuai SDM yang disiapkan. Link and match-nya di situ.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper