Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MTI Setuju Ada Busway O-Bahn ke Candi Borobudur, Asalkan...

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Agus Taufik Mulyono setuju dengan rencana pemerintah membangun BRT O-bahn di trayek Borobudur--Yogyakarta International Airport asalkan menggunakan jaringan jalan baru.
Ilustrasi - O-Bahn Busway adalah busway berpemandu yang merupakan bagian dari sistem transit bus cepat. O-Bahn Busway ini memadukan konsep BRT dan LRT dalam satu jalur yang sama./Bisnis-wikipedia
Ilustrasi - O-Bahn Busway adalah busway berpemandu yang merupakan bagian dari sistem transit bus cepat. O-Bahn Busway ini memadukan konsep BRT dan LRT dalam satu jalur yang sama./Bisnis-wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA -- Masyarakat Transportasi Indonesia setuju dengan rencana pemerintah mengimplementasikan konsep bus rapid transit (BRT) dengan model O-bahn di trayek Yogyakarta International Airport--Candi Borobudur, Magelang asalkan tidak menggunakan jaringan transportasi yang sudah ada.

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono menuturkan setuju dengan rencana pemerintah tersebut asalkan menggunakan jaringan transportasi baru.

"Saya setuju sekali asalkan pada jaringan transportasi yang baru," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (7/10/2019).

BRT dengan model O-bahn adalah angkutan massal berbasis bus yang dipadukan dengan dengan kereta api ringan atau light rapid transit (LRT). BRT O-bahn dapat melalui jalan raya seperti bus, serta di daerah tertentu menggunakan rel yang dapat mempercepat perjalanan.

BRT O-bahn dianggap bisa merevolusi transportasi umum yang membuat perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain lebih mudah dan lebih banyak penumpang yang bisa diangkut dengan menekankan konsep smart city.

Dalam kajian Kementerian Perhubungan, BRT O-bahn membutuhkan biayanya 20 persen lebih mahal dibandingkan membangun BRT. Namun, BRT O-bahn berbiaya lebih murah 30 persen dibandingkan dengan membangun LRT. Kelebihan teknologi ini adalah bus dapat berjalan di dua konstruksi, baik tanah maupun rel.

Lebih lanjut, Agus menilai rencana menerapkan BRT O-bahn ini dilakukan pada jalur outer ring road Yogyakarta. Rutenya akan menghubungkan Candi Borobudur dengan Yogyakarta International Airport (YIA).

Ketua Bidang Advokasi MTI Djoko Setijowarno mengingatkan pemerintah untuk melakukan pendekatan sosial sebelum membangun BRT O-bahn. Alasannya,  di jalur yang rencananya akan dibangun BRT O-bahn sudah ada operator bus yang melayani penumpang dan dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

"Masukan saya karena Jawa Tengah di jalur yang sama sudah melakukan layanan angkutan umum, sebaiknya tidak ada oparator baru, jadi pakai operator lama ada dimanfaatkan, sinergi dengan pemerintah daerah," katanya.

Pendekatan sosial ini penting mengingat jalur tersebut sudah dilayani oleh angkutan massal BRT dari Jawa Tengah.

Adapun feasibility study (FS) di wilayah tersebut terangnya sudah dibentuk oleh Pemprov, sehingga pemerintah pusat dapat berperan untuk meningkatkan mutu layanan angkutan yang sudah ada di jalur tersebut. "Intinya pemerintah pusat selalu harus koordinasi dengan Pemprov, khawatirnya terjadi masalah, tiba-tiba ada operator baru," katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper