Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memperkirakan kuota jenis bahan bakar minyak khusus penugasan (JBKP) atau Premium akan jebol hingga 777.736 kiloliter (KL) pada 2019.
Jebolnya kuota Premium tersebut diperkirakan sedikitnya 108.799 KL dan bisa melonjak hingga 777.736 KL, tergantung permintaan hingga akhir tahun. Hingga September 2019, penyaluran premium tercatat sebanyak 8,85 juta KL atau 80% dari total kuota.
Direktur BBM BPH Migas Patuan Alfons Simanjuntak mengamini adanya peralihan konsumen BBM jenis umum menuju JBKP, mengingat harganya lebih murah.
"Ya, ada peralihan," tuturnya lewat pesan singkat kepada Bisnis, Selasa (8/10/2019).
Jika realisasi kuota JBKP jebol pada akhir tahun, maka menjadi yang pertama kali sejak 2015. Dalam kurun 2015 - 2018, realisasi penyaluran premium selalu di bawah kuota yang ditetapkan pemerintah.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan peralihan konsumsi ke produk BBM yang lebih murah merupakan gejala alamiah.
"Kalau konsumen jelas memilih yang murah. Hanya konsumen tertentu mmepertimbangkan tingkat oktan karena berpengaruh ke mesin kendaraan mereka," tuturnya.
Kendati bukan masuk kategori BBM bersubsidi, lanjut Komaidi, beban PT Pertamina (Persero) semakin besar dengan adanya penjualan Premium.
Sebelumnya, jebolnya kuota pada tahun ini juga membayangi Jenis BBM tertentu (JBT) atau minyak solar. Berdasarkan perhitungan Januari hingga 25 September 2019, realisasi penyaluran solar bersubsidi telah mencapai 11,6 juta KL atau 80,46% dari kuota yang ditetapkan. Normalnya, pada periode tersebut, realisasi sekitar 73,42% dari kuota.