Bisnis.com, JAKARTA — Percepatan produksi gas dari Blok Sakakemang perlu dilakukan sebagai antisipasi penurunan produksi alamiah dari Blok Corridor.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan karena ada penurunan produksi di Blok Corridor, pemerintah mencari sumber lain yang terdekat, yaitu Blok Sakakemang di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan.
"Kita di Blok Corridor kan perlu pasokan karena ada yang decline. Jadi, untuk naikkan produksi yang turun itu, [di tengah] kebutuhan gas kita yang meningkat. Kita arahkan [produksi dari Sakakemang] untuk yang butuhkan gas," katanya, Senin (7/10/2019).
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi siap jual (lifting) gas Blok Corridor mencapai 826 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) atau 102% dari target APBN per semester I/2019. Untuk lifting gas dari Blok Corridor, ditargetkan hanya 810 MMscfd atau lebih rendah dibandingkan dengan realisasi lifting dalam APBN 2018 sebesar 840 MMscfd.
Melihat kebutuhan tambahan pasokan gas tersebut, Arcandra mengatakan pemerintah mendukung sertifikasi cadangan gas terbukti 1 trillion cubic feet (TCF) yang diajukan Repsol ke Lemigas. Pihaknya menargetkan sertifikasi cadangan terbukti itu selesai pada akhir tahun.
Menurutnya, sertifikasi cadangan terbukti Blok Sakakemang menjadi dasar dalam penyusunan rencana pengembangan atau plan of development (POD) Blok Sakakemang.
Arcandra juga meminta Repsol melakukan diskusi dengan Conocophillips untuk membahas penggunaan infrastruktur bersama di sana agar produksi Sakakemang bisa lebih cepat pada 2021.
"Ya bertahap karena infrastruktur sudah ada di Corridor. Dengan manfaatkan itu bisa mendukung early production," katanya.