Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan Premier Oil Plc membutuhkan mitra untuk mendukung pengembangan Blok Tuna yang lokasinya berbatasan dengan wilayah Vietnam.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan Premier Oil membutuhkan mitra mengingat agar pengembangan Blok Tuna bisa dilanjutkan mengingat satu mitra berencana untuk keluar dari blok tersebut (farm out).
Saat ini, Premier Oil sebagai operator di Blok Tuna memegang kepemilikan hak partisipasi (participating interest/PI) sebesar 65%, Mitsui Oil Exploration Co. Ltd. memiliki PI 25%, dan GS Energy 15%.
“Cari partner yang agak kuat lah untuk masuk karena kan ini sangat sensitif, isunya perbatasan Vietnam,” tuturnya di kantor Kementerian ESDM, Senin (7/10/2019).
Untuk mengembangkan Blok Tuna, lanjut Fatar, Premier Oil masih harus mengebor satu sumur lagi. Sayangnya, dia belum dapat memastikan kapan pengeboran ini dapat dilakukan mengingat masih melihat kondisi reservoirnya.
Dalam situs resmi Premier Oil, terdapat dua lapangan yang akan dikembangkan di Blok Tuna, yakni Lapangan Kuda Laut dan Singa Laut.
“Dia [Premier Oil] masih agresif, dia serius mencari [mitra]. Ada yang bisa, ada satu partner yang siap ikut,” tambahnya.
Fatar mengamini pembicaraan soal mitra Premier Oil dan potensi investasi hulu migas di Indonesia disampaikan saat Menteri ESDM Ignasius Jonan melakukan kunjungan kerja ke London, 1–3 Oktober 2019.
Jonan sendiri mengaku bertemu dengan CEO Premier Oil Anthony R.C. Durrant membicarakan potensi investasi yang lebih besar di Tanah Air.
“Untuk mendorong investasi lebih besar pada kegiatan eksplorasi dan pengembangan hulu migas ke depan,” tulis Jonan di akun instagram pribadinya, @ignasius.jonan.
SKK Migas pun memastikan,Premier Oil punya niat baik di Blok Tuna. Sejauh ini, Premier Oil telah memiliki nota kesepahaman penjualan gas ke Vietnam.
“Jadi tinggal mengebor saja, kalau sudah oke kan tinggal dikembangkan,” kata Fatar.
Sayangnya, hingga kini Blok Tuna belum memperoleh persetujuan rencana pengembangan (POD). Pihak Premier Oil masih mengevaluasi skenario pengembangan dua lapangan yang ada.
Dua tahun lalu, Premier Oil mendapatkan perpanjangan masa eksplorasi Blok Tuna selama 3 tahun. Dalam perpanjangan masa eksplorasi, perusahaan asal Inggris tersebut dimungkinkan melaksanakan pengeboran appraisal dan menyusun konsep pengembangan komersial dari blok ini sebelum memasukkan POD.