Bisnis.com, JAKARTA – Lesunya permintaan domestik menyeret penurunan pesanan industri Jerman dari perkiraan pada Agustus. Kondisi tersebut menambah bukti kemerosotan manufaktur yang mendorong negara berekonomi terbesar di Eropa ini ke dalam resesi.
Menurut data Kementerian Ekonomi Jerman yang dirilis Senin (7/10/2019), kontrak-kontrak pembelian untuk barang-barang buatan Jerman turun 0,6 persen pada Agustus dari bulan sebelumnya. s
Penurunan bulanan ini lebih besar daripada perkiraan konsensus Reuters untuk penurunan 0,3 persen. Adapun permintaan untuk barang-barang modal melorot 1,6 persen.
“Ekonomi Jerman berada di tengah-tengah resesi. Data hari ini memperjelasnya. Pemerintah Jerman mungkin akan mendapat tekanan yang semakin besar untuk melepaskan kebijakan anggarannya yang ketat,” ujar Thomas Gitzel, ekonom di VP Bank Group, dikutip dari Reuters.
Pekan lalu, Menteri Keuangan Olaf Scholz mengatakan bahwa Jerman akan dapat mengatasi krisis ekonomi tetapi ia kemudian menambahkan bahwa ia tidak memperkirakan penurunannya akan seburuk kondisi pada 2008/2009.
Pemerintah tetap berpegang pada kebijakan anggaran berimbang, terlepas dari tekanan para ekonom untuk melakukan lebih banyak pembelanjaan guna mendorong permintaan yang lesu.
Para produsen di negara ini yang bergantung pada ekspor telah terbebani perlambatan ekonomi dunia dan ketidakpastian bisnis akibat konflik perdagangan Amerika Serikat-China serta rencana perpisahaan Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Rilis data yang lebih lemah dari perkiraan tersebut menambah kesuraman di sekitar sektor manufaktur Jerman.
Sebuah survei yang dirilis Selasa (1/10) menunjukkan resesi manufaktur Jerman semakin dalam pada September dengan pabrik-pabrik mencatat kinerja terlemahnya sejak krisis keuangan dunia satu dekade lalu.
Sementara itu, ekonomi Jerman berkontraksi 0,1 persen pada kuartal kedua dan data terbaru menunjukkan berlanjutnya pelemahan dalam manufaktur pada kuartal ketiga.