Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membuka pelelangan pembangunan Bendungan Tiu Suntuk di Nusa Tenggara Barat senilai Rp1,35 triliun. Proyek ini merupakan proyek bendungan baru pertama yang dibuka lelangnya pada 2019.
Berdasarkan informasi dari laman layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) yang dikutip Bisnis, Selasa (1/10/2019), pelelangan Bendungan Tiu Suntuk dibagi ke dalam dua paket, yaitu paket I dan paket II dengan harga perkiraan sendiri (HPS) masing-masing Rp704,17 miliar dan Rp646,90 miliar.
Tahap prakualifikasi pelelangan Bendungan Tiu Suntuk sudah diumumkan pada 23 September 2019. Saat ini tahapan berlanjut ke tahap pemasukan dokumen kualifikasi. Berdasarkan jadwal, pengumuman pemenang dijadwalkan pada 6 Desember 2019, berlanjut ke penandatangan kontrak pada 19 Desember 2019.
Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR, Ni Made Sumiarsih sebelumnya mengatakan Bendungan Tiu Suntuk merupakan satu dari empat bendungan yang paling siap dilelang.
"Dalam waktu dekat itu itu ada Bendungan Tiu Suntuk di Nusa Tenggara Barat, Bendungan Ameroro di Sulawesi Tenggara, Bendungan Jragung di Jawa Tengah, dan Bendungan Leuwikeris paket 4 di Jawa Barat," ujarnya kepada Bisnis.
Berdasarkan catatan Bisnis, pembangunan Bendungan Tiu Suntuk bakal menelan biaya sebesar Rp1,30 triliun.
Bendungan ini dirancang dengan kapasiitas tampungan sebanyak 25 juta meter kubik. Proyek ini bakal menjadi proyek bendungan keenam, menyusul Bendungan Bano, Tanju, Mila, Meninting, dan Beringin Sila.
Secara keseluruhan, sepanjang 2019, ada sembilan proyek bendungan yang akan dilelang yakni Mbay (Nusa Tenggara Timur), Jenelata (Sulawesi Selatan), Pelosika (Sulawesi Tenggara), Jragung (Jawa Tengah), Riam Kiwa (Kalimantan Selatan), Tiro (Aceh), Budong-Budong (Sulawesi Barat), Ameroro (Sulawesi Tenggara), dan Tiu Suntuk (Nusa Tenggara Barat).