Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap Beroperasi Awal Oktober 2019, PLTU Jawa 7 Lakukan Uji Coba

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 7 unit 1 berkapasitas 1.000 megawatt (MW) masih perlu melakukan pengujian load rejection test (LRT) sebagai persiapan melakukan commercial operation date (COD) pada awal Oktober 2019.
Suasana Kompleks PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (22/3/2019)./ANTARA-Widodo S Jusuf
Suasana Kompleks PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (22/3/2019)./ANTARA-Widodo S Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA — Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 7 unit 1 berkapasitas 1.000 megawatt (MW) masih perlu melakukan pengujian load rejection test (LRT) sebagai persiapan melakukan commercial operation date (COD) pada awal Oktober 2019.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PT PLN (Persero) Haryanto W.S. belum bisa memastikan kapan tepatnya pembangkit tersebut beroperasi. Hingga saat ini, PLN masih fokus menyelesaikan serangkaian tahap pengujian.

Pembangkit yang merupakan bagian dari megaproyek 35.000 MW dan digadang-gadang akan memperkuat sistem kelistrikan Jawa bagian barat tersebut telah berhasil melakukan first sinkron pada Senin (9/9/2019).

"Kita sudah melakukan first sinkron, kemudian shutdown. Kita cek sana-sini untuk pengujian 25 persen, 50 persen, dan 75 persen," katanya, Jumat (20/9/2019).

Selama masa pengujian, PLN mengaku tidak ditemukan kendala sehingga optimistis COD mampu dilakukan pada awal Oktober 2019. Untuk memastikan semuanya berjalan lancar, PLN masih perlu melihat dan mengevaluasi hasil pengujian.

"So far tidak ada [kendala], berjalan sesuai rencana," katanya.

Nilai investasi PLTU Jawa 7 berkapasitas 2x1.000 MW mencapai Rp26 triliun dengan target beroperasi unit I pada Oktober 2019 dan unit II pada Februari 2020. 

PLTU Jawa 7 akan menjadi PLTU Batubara terbesar dan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi boiler ultra supercritical (USC). PLTU tersebut menggunakan bahan bakar batu bara berkalori 4.000 hingga 4600 kcal/kg dengan konsumsi sekitar 7 juta ton per tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper