Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan luasan lahan garam milik rakyat yang terintegrasi bisa mencapai 3.200 hekatre (ha) hingga akhir 2019.
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengatakan hal ini merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk menggenjot produktivitas lahan garam rakyat.
“Integrasi 2019 ini 1.500 ha dengan total integrasi lahan [termasuk] 2017-2018 adalah 3.200 ha,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.
Seperti diketahui, KKP memasang target produksi garam nasional sebanyak 3 juta ton pada tahun depan, termasuk produksi PT Garam yang diestimasi mencapai 500.000 ton. Adapun untuk tahun ini, dengan kondisi cuaca yang kering dan musim kemarau yang panjang, produksi garam rakyat diestimasi baru mencapai 2,3 juta ton.
Oleh karena itu, untuk mencapai target sebanyak 3 juta ton, produksi garam rakyat perlu ditingkatkan setidaknya hingga 200.000 ton atau menjadi 2,5 juta ton pada tahun depan.
Perluasan lahan terintegrasi yang dibarengi dengan bantuan geomembrane diharapkan bisa menjadi solusi.
Lahan garam rakyat yang telah terintegrasi dan mendapatkan bantuan geomembrane diharapkan bisa menghasilkan hingga 160 ton garam per ha per tahun jika cuaca pada tahun depan masih sama keringnya dengan tahun ini, begitu pula dengan lama musim kemaraunya.
Adapun lahan-lahan rakyat yang belum mendapatkan sentuhan integrasi dan geomembrane saat ini baru bisa menghasilkan hingga 100 ton garam per ha per tahun.
Untuk diketahui, saat ini total luasan ladang garam rakyat mencapai 23.000 ton termasuk yang sudah mendapatkan bantuan integrasi dan geomembrane.
Di samping dua upaya di atas, KKP juga melakukan perbaikan gudang garam rakyat agar bisa menampung hasil produksi garam rakyat sebelum diserap baik untuk keperluan konsumsi maupun industri.
Dengan adanya gudang ini, petani diharapkan bisa melakukan produksi hingga batas maksimal. Dengan kata lain, proses produksi tidak akan terganggu lantaran gudang yang tidak bisa menampung hasil produksi.