Bisnis.com, JAKARTA — Stok minyak sawit Indonesia sampai Juli 2019 mencapai 3,5 juta ton atau 2,7 kali melampaui kebutuhan bulanan dalam negeri yang berkisar di angka 1,29 juta ton.
Melimpahnya stok ini tak lepas dari sejumlah faktor. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengemukakan kondisi ini didorong oleh produksi minyak sawit Indonesia pada Juli yang naik 8 persen dibandingkan produksi Juni.
Produksi crude palm oil (CPO) sepanjang Juli tercatat mencapai 3,91 juta ton, naik dibanding produksi Juni di angka 3,62 juta ton. Pertumbuhan produksi ini diikuti pula dengan kenaikan produksi crude palm oil kernel dari 357.000 ton pada Juni menjadi 397.000 ton.
Dengan tambahan impor sebanyak 10.000 ton, subtotal produksi sepanjang Juli mencapai 4,31 juta ton.
"Hal ini terjadi karena pada Juni terjadi kekurangan hari panen karena lebaran sehingga tandan buah segar [TBS] terpanen pada bulan Juli," ungkap Direktur Eksekutif Gapki Moekti Sardjono dalam keterangan tertulis, Selasa (17/9/2019).
Produksi yang tumbuh secara bulanan ini diikuti pula dengan penurunan konsumsi lokal minyak sawit sebesar 6 persen pada Juli. Pada Mei tahun ini, industri tercatat menyiapkan stok produk untuk Idulfitri yang jatuh pada awal Juni sehingga pemakaian minyak sawit untuk pangan pada Mei mencapai kisaran 955.000 ton.
Sementara sepanjang Juli 2019, Gapki mencatat industri pangan cenderung mengeluarkan stok kelebihan produksi yang dipersiapkan untuk lebaran. Konsumsi minyak sawit untuk oleokimia pun meningkat 6 persen dibandingkan dengan Juni, tetapi relatif sama dengan Mei.
"Dengan situasi produksi dan konsumsi tersebut, stok minyak sawit Indonesia pada Juli menjadi 3,5 juta ton atau sekitar 2,7 kali konsumsi lokal bulanan," sambung Moekti.
Dari segi perdagangan, volume ekspor produk minyak sawit Juli naik tercatat mengalami kenaikan 16 persen dibandingkan ekspor Juni. Kenaikan ekspor dijumpai pada biodiesel sebesar 93 persen dari 97.000 ton pada Juni menjadi 187.000 ton pada Juli, CPO sebesar 52 persen dari 445.000 ton menjadi 678.000 ton pada Juli, lauric oil dengan kenaikan 23 peren, dan refined palm oil sebesar 6 persen.
Satu-satunya produk olahan minyak sawit yang mengalami penurunan adalah oleokimia dari 249.000 ton pada Juni menjadi 219.000 ton pada Juli atau turun sebesar 18 persen.