Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR PASAR 16 SEPTEMBER: Upah 2020 Cemaskan Pebisnis, Neraca Diyakini Surplus

Berita mengenai kekhawatiran pelaku usaha terhadap kenaikan upah minimum pada 2020 menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Senin (16/9/2019).
Buruh dari berbagai serikat pekerja melakukan aksi memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) di kawasan Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Rabu (1/5/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Buruh dari berbagai serikat pekerja melakukan aksi memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) di kawasan Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Rabu (1/5/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai kekhawatiran pelaku usaha terhadap kenaikan upah minimum pada 2020 menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Senin (16/9/2019).

Berikut beberapa perincian topik utamanya:

Upah 2020 Cemaskan Pebisnis. Pelaku usaha mulai mengkhawatirkan penaikan upah yang akan berlaku pada 2020 karena pertumbuhan perekonomian nasional masih stagnan dan kinerja manufaktur yang belum pulih, terutama di sektor padat karya.

Impor Turun, Neraca Diyakini Surplus. Ekspor Indonesia pada Agustus 2019 diproyeksi masih tertekan akibat ketidakpastian perekonomian global dan penurunan harga komoditas unggulan Indonesia, seperti batu bara.

Kala Kewenangan ‘Raja Lokal’ Terancam. Janji pemerintah untuk membenahi ekosistem investasi bukan bualan. Perizinan, pintu masuk yang sering dikeluhkan investor, direformasi. Terobosan lain dilakukan, yakni membatasi kewenangan pemerintah daerah.

Dampak Relaksasi DNI ke PMA Belum Terbukti. Dampak relakasasi daftar negatif investasi (DNI) terhadap peningkatan penanaman modal asing (PMA) secara akademis dinilai masih belum terbukti.

Korsel-Jepang Resmi Putus. Korea Selatan akan segera mengumumkan secara resmi keputusan untuk menghapus Jepang dari daftar putih (whitelist) tujuan ekspor utama. Pengumuman tersebut akan disampaikan pada awal pekan ini.

The Fed Lanjutkan Pelonggaran Moneter. The Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat, diprediksi melanjutkan rezim pelonggaran moneter saat pertemuan dewan gubernur pada pekan ini. Setelah memangkas suku bunga pada Juli menjadi 2%—2,25%, para ekonom memperkirakan Gubernur The Fed Jerome Powell akan melakukan penurunan lanjutan sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC yang diagendakan pada Rabu (18/9), untuk mendorong ekonomi yang melambat.

Rencana PM Inggris Kontroversial. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson terus mengupayakan realisasi Brexit sebelum 31 Oktober. Dia bahkan akan menentang undang-undang baru yang dirancang untuk membatasi opsinya dalam membawa Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan (no deal Brexit).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper