Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) mengharapkan adanya dukungan pembiayaan dari sektor jasa keuangan untuk merealisasikan proyeksi pertumbuhan nilai ekspor produk kayu sebesar US$1,68 miliar.
Ketua Umum APHI Indroyono Soesilo menyatakan pihaknya bakal menerbitkan roadmap pembangunan hutan produksi yang berisikan data dan informasi usaha sektor kehutanan yang bisa menjadi acuan lembaga jasa keuangan.
“Kami berharap data dan informasi yang ada di dalamnya dapat dijadikan sebagai acuan Otoritas Jasa Keuangan [OJK] dan perbankan dalam penyaluran pembiayaan untuk usaha kehutanan,” ungkap Indroyono dalam keterangan tertulis, Kamis (12/9/2019).
Dalam diskusi kelompok terfokus antara APHI dan OJK beberapa lalu, terlihat adanya fenomena pertumbuhan kredit untuk sektor kehutanan. Kendati demikian, Kepala Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi (GKKT) OJK Enrico Heryantoro menyatakan tidak ada proyek baru yang muncul.
Enrico mengungkapkan pembiayaan yang disalurkan ke sektor kehutanan per Juni 2019 telah mencapai Rp324 Miliar. Dari nilai tersebut, 85 persen dialokasikan untuk modal kerja.
"Tapi, tidak terlihat munculnya proyek baru,” kata Enrico.
OJK melihat beberapa bank besar dan BUMN selama ini mengandalkan debitur inti dengan skala usaha besar (korporasi). Pengamatan OJK juga melihat tidak ada upaya untuk mencari debitur baru.
GKKT sendiri merupakan unit kerja baru di OJK yang ditugasi untuk mencari terobosan-terobosan kebijakan yang diperlukan dalam kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan seperti saat ini dengan adanya defisit neraca perdagangan.
“Kami ditugaskan dan mengupayakan untuk mendorong peningkatan ekspor dan upaya meningkatkan produktivitas untuk mengurangi substitusi impor," tutur Enrico.