Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan korporasi benih padi dan hortikultura tahun ini diprediksi meleset dari target seiring dengan bergesernya masa tanam akibat kemarau panjang.
Penjualan benih hortikultura PT East West Seed Indonesia (Ewindo) tahun ini diperkirakan turun 30 persen dari tahun sebelumnya. Presiden Direktur Ewindo Glenn Pardede mengatakan penurunan permintaan benih sebagian besar disebabkan karena kemarau.
Petani seperti di Cirebon, Tegal, Brebes, Gresik, dan Lamongan, enggan menanam sayuran karena lahannya kering.
“Kalau dalam tonase [produksi] setahun biasanya 3.500 ton, tahun ini [diprediksi] hanya 2.500 ton. Padahal, rerata pertumbuhan industri benih itu 5 persen,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (5/9/2019).
Dia menambahkan, koreksi produksi benih hortikultura itu sudah terasa sejak 6 bulan pertama 2019 dengan adanya penurunan 30 persen. Kondisi ini diyakini berlanjut pada semester II/2019 dengan penurunan 40 persen —50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kebijakan pemerintah yang menjaga harga sejumlah sayuran untuk tidak naik juga menjadi penyebab petani berpikir dua kali untuk menanam sayuran.
Selain itu, kemarau tahun ini telah mengakibatkan masa tanam bergeser menjadi November dari seharusnya sudah dimulai pada Agustus. Penjualan tahun depan pun diyakini belum pulih sepenuhnya karena ketidakjelasan cuaca.