Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cabai dan Emas Sumbang Inflasi Terbesar Agustus 2019

Badan Pusat Statistik menyatakan komoditi cabai merah, cabai rawit dan emas penyumbang inflasi Agustus 2019.
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto dan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti saat mengumumkan berita resmi statistik, Senin (2/9/2019)/Bisnis-Gloria Fransisca.
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto dan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti saat mengumumkan berita resmi statistik, Senin (2/9/2019)/Bisnis-Gloria Fransisca.

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik menyatakan komoditi cabai merah, cabai rawit dan emas penyumbang inflasi Agustus 2019.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI Suhariyanto menyatakan inflasi Agustus 2019 sebesar 0,12 persen dan Inflasi Tahun Kalender 2019 adalah 2,48 persen. Sementara secara (yoy), inflasi Agustus 2019 tercatat sebesar 3,49 persen.

"Penyebab kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, dan perhiasan yaitu emas," ungkap Suhariyanto di Kantor BPS, Senin (2/9/2019).

Dia menilai, untuk uang sekolah dan tarif sewa rumah juga menjadi komponen penyumbang inflasi.

Sementara itu komoditas yang menyebabkan deflasi antara lain penurunan harga tiket angkutan udara akibat penurunan Tarif Batas Atas (TBA), selain itu juga penurunan harga bawang merah, harga bawang putih, dan beberapa sayuran seperti tomat dan sayuran.

"Dengan inflasi [yoy] masih 3,49 persen ini di bawah target sampai akhir tahun 3,5 persen sesuai target Bank Indonesia," ujar Suhariyanto.

Suhariyanto memerinci inflasi uang sekolah berbarengan dengan momentum tahun ajaran baru pada Juli sampai Agustus 2019.

Sedangkan cabai merah mengalami inflasi 0,1 persen akibat penurunan suplai cabai merah. Alhasil kenaikan harga cabai merah terjadi di 62 kota misalnya di Mamuju naik hingga 54 persen dan Kupang naik 14 persen.

Cabai rawit juga memberi andil kenaikan inflasi 0,07 persen terjadi di 73 kota. Salah satu kota dengan inflasi cabai rawit tertinggi adalah Makassar. Beberapa nahan pangan lain yang mengalami inflasi adalah harga ikan segar dan kentang 0,01 persen.

Secara umum bahan makanan mengalami deflasi 0,19 persen. Misalnya bawang merah deflasi 0,8 persen akibat panen raya di Nganjuk, Pati, dan Brebes. Begitupula deflasi daging ayam ras dan sayuran serta buah-buahan turun sekitar 0,01 persen.

"Jadi bahan makanan ini ada yang komoditas harga turun, ada juga yang naik," terang Suhariyanto.

Untuk komoditas perumahan yang menyumbang inflasi adalah kenaikan tarif sewa rumah 0,02 persen.

Suhariyanto menyebut kenaikan harga sewa rumah akibat kenaikan berbagai bahan bangunan untuk pemeliharaan rumah.

"Misalnya harga asbes, batu bata, pasir, papan, dan kenaikan upah tukang," terangnya.

Beberapa penyumbang inflasi lain adalah kenaikan tarif air minum (PAM) 0,01 persen sebagai salah satu penyebab naiknya harga perumahan, air, listrik hingga bahan bakar. Rata-rata sumbangan inflasi adalah 0,06 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper