Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AP3I Minta Pelarangan Ekspor Nikel Segera Diterapkan

Lebih baik jika rencana tersebut direalisasikan sebelum awal 2020 karena pasca pengumuman percepatan moratorium itu telah terjadi peningkatan ekspor bijih nikel.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) meminta agar rencana pemerintah untuk mempercepat pelarangan ekspor nikel dari Januari 2022 ke 2020 segera dilaksanakan.

Pendiri AP3I Jonatan Handojo menuturkan akan lebih baik jika rencana tersebut direalisasikan sebelum awal 2020 karena menurutnya pasca pengumuman percepatan moratorium tersebut telah terjadi peningkatan ekspor bijih nikel.

“Kami inginnya dipercepat, kalau bisa sebelum Pak Jokowi dilantik nanti. Sekarang baru disuruh mau tutup sudah keluar kuota ekspor 3 juta ton, kalau ditunda sampai awal 2020 berapa gunung nikel yang sudah dihabiskan?” ujarnya ketika dihubungi, Minggu (1/9/2019).

Industri pengolahan dan pemurnian dalam negeri, katanya, siap untuk mengolah bijih nikel jika rencana tersebut direalisasikan.  Saat ini, industri justru kekurangan bahan baku walaupun telah ditetapkan bahwa hanya nikel ore dengan kandungan di bawah 1,7% yang boleh diekspor.

Dia mengatakan hal tersebut terjadai karena kurangnya pengawasan sehingga bijih nikel dengan kandungan 1,9% pun lolos untuk ekspor. 

“Kami ingin secepatnya ditutup ekspor nikel karena ini juga bisa mendorong hilirisasi, ada added value dan pemerintah bisa mendapatkan pemasukan devisa dari ekspor produk hilir. Investor yang sudah bangun smelter juga terselamatkan,” ujar Jonatan.

Menurutnya, rencana yang dikeluarkan pemerintah tersebut juga memengaruhi kenaikan harga nikel di pasar global dan saat ini telah mencapai titik tertingginya, yaitu US$18.000 per ton dari harga normal yang berkisar di US$13.000 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper