Bisnis.com, JAKARTA Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan saat ini, Perum Bulog memiliki stok jagung sebanyak 20.000 ton yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pakan ternak.
Hal ini dia ungkapkan saat dimintai tanggapan terkait permintaan pihak permintaan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita agar Kementerian Pertanian mengeluarkan rekomendasi impor untuk jagung lantaran kekeringan yang menyebabkan terganggunya produksi dan stok jagung.
“Saya tanya dirutnya [Bulog] masih ada 20.000 ton. Sekarang kalau butuh jagung, ada di Bulog,” ujarnya, Jumat (23/8/2019).
Selain stok tersebut, dia mengungkapkan panen jagung masih terjadi setiap hari. Kendati demikian, dia tidak bisa memastikan bahwa Indonesia tidak akan mengimpor jagung untuk kebutuhan pakan hingga akhir tahun nanti.
Sebaliknya, dia berharap kalaupun akan ada impor untuk kebutuhan pakan, jumlahnya tidak akan melebihi kinerja ekspor jagung. “Kita berdoa, tahun ini mudah-mudahan lebih besar ekspornya kalaupun ada impor,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi menyebutkan total kebutuhan jagung bulanan secara nasional mencapai 1,4 juta -1,5 juta ton. Adapun, kebutuhan jagung khusus untuk pakan ternak mencapai 700.000-800.000 ton per bulan atau 8,5 juta ton per tahun.
Baca Juga
Dia menyatakan suplai jagung masih akan mencukupi lantaran adanya pasokan dari petani yang berasal dari hasil panen.
“Pasokan jagung ada di petani, dari hasil panen,” katanya kepada Bisnis dalam pesan singkat.