Bisnis.com, JAKARTA PT PLN (Persero) menyiapkan investasi di atas US$1 miliar untuk mengerjakan delapan wilayah kerja panas bumi (WKP) yang ditargetkan beroperasi komersial atau commercial operation date (COD) pada 2023 - 2024.
Delapan WKP tersebut adalah Songa Wayaua di Maluku Utara berkapasitas 10 MW, Atedei berkapasitas 5 MW di NTT, Gunung Sirung 5 MW di NTT, Gunung Tangkuban Perahu 55 MW di Jawa Barat, Oka Ile Ange 10 MW di NTT, Gunung Ungaran 55 MW di Jawa Tengah, Kepahiang 110 MW di Bengkulu, dan Danau Ranau 40 MW di Lampung.
Delapan WKP tersebut akan dikerjakan lewat kolaborasi bersama lima mitra yang telah lolos tahap prakualifikasi. Adapun lima mitra yang telah lolos kualifikasi, yakni PT Apexindo Pratama Duta, Ormat Technologies, Medco Energi, Halliburton, dan Itochu Corporation.
Direktur PT PLN Gas & Geothermal (GG) Yudistian Yunis mengatakan investasi di atas US$1 miliar tersebut berasal dari pendanaan pihak ketiga dan ekuitas perseroan dengan porsi masing-masing 70 persen-80 persen dan 20 persen-30 persen. PLN juga mengharapkan ada kontribusi pendanaan dari mitra yang telah lolos prakualifikasi.
"Kami minta opsi itu [pendanaan] di mitra, tetapi yang utama kemampuan technical," katanya, Rabu (14/8/2019).
Menurutnya, investasi senilai US$1 miliar tersebut masih perlu disesuaikan dengan potensi pengembangan pembangkitan yang akan dibangun di masing-masing WKP. Potensi masing-masing WKP masih harus dipastikan dengan melakukan eksplorasi.
Baca Juga
Adapun PLN menargetkan dalam 2-3 bulan ke depan akan mengumumkan pembagian tugas lima mitra yang telah lolos prakualifikasi untuk mengerjakan delapan WKP tersebut.
Nantinya, bersama PLN, satu mitra bisa mengerjakan lebih dari satu WKP.
Yudis memastikan, meskipun ada kolaborasi dengan mitra, WKP tersebut statusnya masih dikelola PLN dan bukan berstatus pembangkit yang dikelola pengembang swasta (independent power producer/IPP).