Bisnis.com, JAKARTA -- Pengamat menilai kebijakan makroprudensial diprediksi melonggar seiring dengan tren resesi perekonomian global.
Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana menyatakan dalam merespons perang dagang yang kian memanas dari sisi moneter dan makroprudensial menunjukkan akan ada kebijakan pelonggaran likuditas.
"Di samping dorongan terhadap efisiensi pasar keuangan akan terus dilakukan," terang Fikri kepada Bisnis.com, Selasa (13/8/2019).
Sementara itu, dari sisi fiskal, Fikri mengimbau pemerintah harus bijaksana dalam hal pengeluaran anggaran negara.
"Atau cara lainnya mesti dengan sangat lihai mendorong penerimaan negara, baik dari pajak ataupun non-pajak," ungkap Fikri.
Fikri mengingatkan bahwa kondisi perang dagang dan perang mata uang global mendorong ketakutan yang berasal dari sinyal inverted yield curve. Utamanya bahwa akan terjadi resesi global dalam 1 atau 2 tahun mendatang.
"Sebagai dampaknya, kembali risk premi kita di mata investor global akan berada di titik yang tinggi," terang Fikri.
Dalam kondisi perang dagang yang berimbas pada perang kurs, Fikri mengaku masih optimistis perekonomian Indonesia pada akhir tahun bisa tumbuh di atas 5%.