Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) menanggapi dingin komitmen 11 industri pengolahan garam untuk menyerap 1,1 juta ton garam rakyat tahun ini.
Ketua APGRI Jakfar Sodikin menyebutkan, tidak ada yang istimewa dengan komitmen ini. Pasalnya, komitmen jumlah serapan tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
“Setiap tahun mereka membeli garam rakyat sekitar itu volumenya, tidak ada yang istimewa,” katanya kepada Bisnis, Rabu (7/8/2019).
Padahal, dia optimistis bahwa produksi garam kuartal I pada tahun ini akan mencapai sekecil-kecilnya 50 persen dari keseluruhan produksi garam rakyat yang diprediksi mencapai 2,33 juta ton. Kendati demikian, dia mengaku ragu jika realisasi komitmen serapan sebesar 1,1 juta ton ini kelak bisa benar-benar terpenuhi.
Pasalnya, pada periode sebelumnya, industri memang tercatat berkomitmen menyerap 1,128 juta ton garam produksi rakyat. Namun, realisasi serapannya baru mencapai 1,05 juta ton atau 94,01 persen.
Keraguan Jakfar tersebut mencuat lantaran besarnya izin impor yang dikeluarkan tahun ini yang mencapai 2,724 juta ton. Selain itu, belakangan ini, adapula usulan agar kuota ini bisa ditambah.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Kementerian Perindustrian memfasilitasi nota kesepahaman antara petani garam dan industri pengolah garam terkait dengan serapan garam lokal pada tahun ini. Dalam kesepakatan tersebut, industri akan menyerap garam lokal sejumlah 1,1 juta ton hingga Juli 2020.