Bisnis.com, JAKARTA Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman secara resmi melepas ekspor produk pertanian sebanyak 10.500 ton dengan nilai Rp1,1 triliun di tempat pemeriksaan fisik terpadu CDC Banda, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Selasa (6/8/2019).
Dari besaran tersebut, Badan Karantina Pertanian mencatat terdapat sekitar 80 komoditas yang telah dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Soekarno-Hatta.
Ekspor sektor pertanian, ujar Amran, terus memperlihatkan performa positif selama lima tahun terakhir. Ia menyebutkan pada 2013 total ekspor komoditas pertanian berada di angka 33 juta ton dan terus tumbuh sampai menyentuh rekor tertinggi 42,5 juta ton pada 2018.
Amran menargetkan volume ekspor sektor pertanian pada 2019 dapat kembali tumbuh dengan besaran minimal 45 juta ton.
"Biasanya ekspor pertanian tumbuh sekitar 300.000 ton per tahun, namun dalam lima tahun terakhir kenaikan ekspor rata-rata 2,4 juta ton," tutur Amran.
Salah satu komoditas yang dilepas Amran dalam kegiatan ini adalah kapas dengan tujuan Argentina. Ia mengatakan hal ini merupakan hasil dari diplomasi Indonesia untuk menggenjot ekspor komoditas unggulan.
Baca Juga
"Dua minggu lalu kami berkunjung ke Argentina, diterima langsung oleh Presiden Argentina dan beberapa menteri. Kam melakukan lobi-lobi khusus untuk mempromosikan komoditas unggulan Indonesia. Hari ini kita ekspor kapas ke Argentina. Ini buah dari lobi kita ke negara tersebut," paparnya.
Dari total 10.500 ton komoditas yang dikirim lewat Pelabuhan Tanjung Priok, terdapat bulu bebek sebanyak 52,30 ton senilai Rp3,20 miliar tujuan Vietnam dan asinan salak dengan volume 12 ton senilai Rp240 juta tujuan Malaysia. Terdapat pula gaharu sebanyak 2 ton dengan nilai Rp97 juta ke Arab Saudi, teh ke Amerika Serikat dan Rusia sebesar 30,5 ton bernilai Rp1,8 miliar, kapas ke Argentina seberat 18,80 ton senilai Rp1,05 miliar, dan 10,50 ton bubuk cokelat tujuan Vietnam senilai Rp150 juta.
Sementara itu, melalui Bandara Soekarno-Hatta, komoditas yang diekspor mencakup buah manggis dan salak dengan volume 900 kg tujuan Uni Emirat Arab bernilai Rp75 juta, sarang burung walet senilai Rp3,7 miliar dengan volume 183 kg, dan vaksin sebanyak 28.930 vial senilai Rp542,3 miliar.