Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian berkoordinasi dengan Pemkab Indramayu untuk memfasilitasi investasi China Petroleum Corporation (CPC) Taiwan di sektor petrokimia, menggandeng Pertamina.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi telah bertemu Bupati Indramayu H. Supendi guna membahas pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Indramayu.
“Rapat kerja itu membahas kesiapan Indramayu untuk menyambut investasi yang akan masuk, baik itu kesiapan lahan, air baku, listrik maupun transportasi di kawasan industri tersebut,” kata Doddy dalam keterangan resmi, Jumat (2/8/2019).
Investasi yang akan masuk ke Kabupaten Indramayu, merupakan kerja sama antara Pertamina dan CPC Taiwan melalui mekanisme business to business yang dilakukan dalam bentuk pembangunan pabrik naphtha cracker dan unit pengembangan sektor hilir petrokimia berskala global di Indonesia.
Investasi tersebut menargetkan dapat membuka ribuan lapangan kerja. “Dengan terbangunnya pabrik naphtha crackers, Indonesia nantinya dapat mensubstitusi bahan baku impor,” ujarnya.
Doddy mengatakan, pertemuan tersebut juga membahas dukungan pemerintah daerah dalam penyediaan lahan untuk investasi CPC Taiwan, serta status KPI di Balongan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Indramayu.
Dibahas pula kesiapan infrastruktur pendukung seperti akses jalan, air baku, listrik, percepatan perizinan investasi, kesiapan sumber daya manusia, serta pemetaan kepemilikan lahan.
CPC Taiwan berencana menggelontorkan dananya di Indonesia melalui kerja sama dengan PT Pertamina (persero). Saat ini, pemerintah menunggu tindak lanjut negoisasi kedua perusahaan tersebut untuk pengembangan kompleks industri petrokimia terpadu di Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
“Kami masih menunggu pembicaraan business to business antara Pertamina dan CPC. Investasi mereka sekitar US$8,62 miliar,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.