Bisnis.com, JAKARTA -- PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) memulai kajian proyek perhubungan darat yang akan dikerjasamakan dengan pihak swasta.
Direktur Eksekutif Bisnis, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) Wahid Sutopo menuturkan pihaknya baru menjajal proyek pengembangan Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor di Bekasi untuk disiapkan kajian prainvestasi, di mana nilai awalnya berkisar Rp1,6 triliun--Rp1,7 triliun.
"Saat ini yang sedang kami lakukan prosesnya untuk yang namanya proving ground, fasilitas uji kelaikan, yang di Bekasi. Itu yang sedang kami dampingi untuk penyiapan proyeknya," katanya di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Menurutnya, proyek itu menjadi proyek infrastruktur perhubungan darat yang pertama dijaminkan oleh PT PII. Sementara itu, proyek lainnya seperti terminal, jembatan timbang, penyeberangan masih dalam tahap pembicaraan dengan Kementerian Perhubungan.
Dia menegaskan proving ground tersebut menarik bagi investor karena di wilayah Asean tidak banyak negara yang memiliki fasilitas pengujian kendaraan berskala internasional.
"Kami bisa jadi salah satu terobosan yang kita lakukan sekarang, baru ada satu di Malaysia," imbuhnya.
Dia menegaskan belum melihat proyek terminal tipe A yang mencapai 128 unit secara spesifik dan baru melihat secara umum keseluruhan jumlahnya.
Dia menyebutkan kerja sama pertama dengan Kemenhub adalah penjaminan prasarana kereta api di Pare-pare, sehingga proyek perhubungan darat ini menjadi pengembangan kerja sama berikutnya.
PT PII adalah BUMN yang ditugaskan untuk penjaminan proyek infrastruktur di Indonesia dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Sejauh ini sudah ada 22 proyek yang dijamin oleh PII dengan total nilai investasi mencapai Rp202 triliun.
Menurutnya, kelebihan KPBU yakni investor terlibat lebih awal dalam proses dan dapat memberikan masukan pada rencana investasi tersebut, sehingga dapat melakukan persiapan tender.
Dia menilai prospek investasi pengembangan infrastruktur di perhubungan darat secara umum menarik bagi investor. Alasannya, kebutuhan akan transportasi di Indonesia terus berkembang.
"Nanti kami lihat bagaimana struktur daripada proyeknya dan memberikan lebih banyak kepastian daripada investor dan melihat namanya appetite [keinginan] dari sisi investasi itu seperti apa, apa yang mereka minat," paparnya.
Selain menjamin proyek KPBU, PT PII dapat memberikan jaminan kredit bagi BUMN yang melakukan proyek infrastruktur.
Dia mengungkapkan keterlibatan PT PII baru pada proyek kali ini, sehingga pihaknya tidak begitu mengetahui alasan kegagalan dari lelang proyek KPBU sebelumnya, di mana Terminal Tipe A Tirtonadi Solo sudah dua kali dilelang tetapi selalu gagal lelang.
"Kalau yang itu kami tidak terlibat, nanti dengan skema baru ini kami bisa lihat bagaimana tingkatkan keberhasilan prosesnya," ujarnya.