Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai pengembangan hasil hutan bukan kayu (HHBK) di tingkat Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dapat meningkatkan ekonomi daerah.
Contohnya saja pengembangan HHBK dari beberapa Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di Kalimantan Selatan.
Para KPH Kalimantan Selatan berhasil mengembangkan HHBK hasil produksi mereka menjadi produk jadi seperti madu alam, kopi lokal, gula merah, beras merah, minyak kemiri, olahan jamur, minyak sereh, minyak buah ulin, kayu manis, jamu-jamuan, tikar lampit, kursi rotan, kain batik, dan sebagainya.
Siti Nurbaya Bakar, Menteri LHK menilai pengembangan produk HHBK tersebut membuktikan bahwa meletakkan pengelolaan hutan pada tingkat tapak berjalan dengan baik dan optimal.
"Saya kira ini sesuai untuk mewujudkan hutan untuk rakyat dan hutan untuk kesejahteraan," kata Siti seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (30/7)
Selain itu, menurutnya produk olahan HHBK tersebut juga menandakan masyarakat yang hidup di sekitar hutan Kalimantan Selatan menjadi lebih produktif dan inovatif.
Di sisi lain, Siti juga menilai bahwa berdirinya Pusat Pemasaran Hasil Hutan yang dibangun oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan harus menjadi contoh bagi daerah lainnya karena ini akan menjadi media promosi serta media pemasaran hasil hutan.
"Saya akan jaga supaya ini bisa konsisten dilakukan dan bisa diperluas. Nanti kita bawa dulu ke Jakarta, saya lihat ini banyak sekali variasinya, tetapi polanya sudah kelihatan, nanti juga mesti dilihat hubungannya dengan industri retail," tandasnya.