Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Pertanian menyatakan penerapan teknologi dalam industri gula sudah mulai dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas dalam proses produksi.
Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Kementerian Pertanian Irmijati Nurbahar mengatakan pemanfaatan dan pengembangan berbagai macam teknologi sudah mulai dilakukan dalam rantai produksi gula.
"Inovasi on farm yang mulai dikembangkan seperti cloud computing, mobile internet, dan artificial intelligence yang digabung menjadi mesin pertanian yang lebih canggih dan modern, seperti traktor tanpa operator, pesawat drone untuk mendeteksi unsur hara dalam tanah, dan robot grafting," paparnya, Rabu (24/7/2019).
Berdasarkan analisis yang dilakukan Direktorat Jenderal Perkebunan, pemanfaatan teknologi secara maksimal diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gula rumah tangga pada tahun depan.
Dengan asumsi luas lahan tanam tebu seperti pada 2018 sebesar 414.865 hektare (ha), efisiensi produksi dengan pemanfaatan teknologi berpotensi meningkatkan produksi tebu dari 27,8 juta ton menjadi 37,3 juta ton dengan kenaikan produktivitas dari 67,1 ton tebu per ha menjadi 90 ton per ha. Pertumbuhan ini diikuti pula dengan kenaikan rendemen dari rata-rata 7,8 persen menjadi 8,5 persen.
Adapun produksi gula nasional pada 2018 membukukan angka 2,1 juta ton. Pada periode yang sama, konsumsi gula langsung secara keseluruhan menyentuh 2,77 juta ton bahkan kebutuhan gula pada industri makanan dan minuman lebih besar lagi.
Baca Juga
Kementerian Perindustrian mencatat kebutuhan gula untuk industri yang berkontribusi sebesar 33,6 persen pada produk domestik bruto (PDB) kuartal I/2019 itu menyentuh 3 juta ton. Pertumbuhan kebutuhannya pun diperkirakan cukup tinggi, yakni 6,77 persen dengan pertimbangan pertambahan laju pertumbuhan penduduk.