Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian Perindustrian Ungkap Cara Memacu Produktivitas Gula

Peningkatan pemanfaatan teknologi pada industri gula Tanah Air di berbagai lini usaha mulai dari hulu sampai hilir dinilai dapat mengurai permasalahan produksi tebu yang memperlihatkan tren penurunan ketika konsumsi terus meningkat.
Buruh memanen tebu untuk dikirim ke pabrik gula di Ngawi, Jawa Timur./ANTARA-Ari Bowo Sucipto
Buruh memanen tebu untuk dikirim ke pabrik gula di Ngawi, Jawa Timur./ANTARA-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA--Peningkatan pemanfaatan teknologi pada industri gula Tanah Air di berbagai lini usaha mulai dari hulu sampai hilir dinilai dapat mengurai permasalahan produksi tebu yang memperlihatkan tren penurunan ketika konsumsi terus meningkat.

Produksi gula nasional pada 2018 membukukan angka 2,1 juta ton. Pada periode yang sama, konsumsi gula langsung secara keseluruhan menyentuh 2,77 juta ton bahkan kebutuhan gula pada industri makanan dan minuman lebih besar lagi.

Kementerian Perindustrian mencatat kebutuhan gula untuk industri yang berkontribusi sebesar 33,6 persen pada produk domestik bruto (PDB) kuartal I/2019 itu menyentuh 3 juta ton. Pertumbuhan kebutuhannya pun diperkirakan cukup tinggi, yakni 6,77 persen dengan pertimbangan pertambahan laju pertumbuhan penduduk.

Direktur Jenderal Industri Agro Abdul Rochim mengatakan industri gula sebagai pemasok industri makanan dan minuman sudah seharusnya ikut memanfaatkan adanya kemajuan teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Pemanfaatan bisa dilakukan dari sisi on farm dan off farm

“Misalnya, dalam penyiapan lahan dan tebang angkut dari sisi on farm. Kalau off farm dalam proses produksi dan distribusi," katanya dalam kegiatan diskusi di Jakarta, Rabu (24/7/2019).

Dia memberi contoh pemanfaatan sensor yang dapat menggambarkan lingkungan di sekitar tanaman sehingga petani bisa mengambil langkah pemupukan yang tepat dan efisien. Sementara dalam proses tebang angkut, teknologi yang dipakai berupa global positioning system (GPS) tracking untuk memantau tebu yang telah diangkut dan digiling.

"Tebu-tebu ini tidak bisa didiamkan terlalu lama karena akan memengaruhi rendemen," sambung Rochim. 

Dia menjelaskan pemanfaatan teknologi ini bisa juga digunakan di sisi off farm untuk penjadwalan masuknya tebu ke tahap produksi sehingga menghindari penurunan rendemen akibat antrean.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper