Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinergi BUMN Mulai Memakan Korban, Swasta Merasa Jadi Anak Tiri

Pelaku usaha swasta di sektor maritim keberatan atas sikap dan tindakan BUMN dalam berbisnis dari hulu ke hilir.
Suasana pembuatan kapal di galangan kapal Batam, Senin (5/2/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Suasana pembuatan kapal di galangan kapal Batam, Senin (5/2/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bunga Bank Masih Tinggi

Tanpa penerapan arrest of ship, pelayaran dan industri yang terkait di hulu, seperti galangan kapal, tidak akan sanggup bersaing dengan industri serupa di luar negeri. Indonesia akan sulit berkompetisi seperti dekade 1970-an, saat kapal-kapal nasional, baik penumpang maupun barang, berlayar ke Jepang, Eropa, Australia, Amerika. Ketika itu, industri pelayaran hanya kena pajak final 1,2% sehingga mengompensasi kewajiban ke perbankan yang besar. 

INSA juga berharap pemerintah meletakkan pelayaran niaga sebagai lokomotif penggerak ekonomi tanpa pajak, tetapi wajib gunakan konten lokal. 

"Ini harus dibuat secara berkala atau progresif berkelanjutan agar masyarakat dapat mengikutinya."

Di hulu, Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) menyesalkan langkah salah satu BUMN operator pelabuhan yang memesan kapal ke galangan pelat merah tanpa melalui mekanisme lelang, tetapi penunjukan langsung.  

"Ini sesuatu yang tidak adil. Semestinya BUMN dan swasta diperlakukan setara. Lakukanlah melalui tender," kata Ketua Umum Iperindo Eddy K. Logam.

 Eddy berpendapat BUMN semestinya masuk ke bisnis yang belum diminati swasta. Dengan demikian, perusahaan pelat merah berperan sebagai agen pembangunan negara.

Dia memberi contoh, BUMN galangan kapal semestinya bisa berfungsi sebagai katalis di kawasan Indonesia timur yang saat ini masih kekurangan galangan. BUMN dapat memanfaatkan lahan pemerintah daerah atau konsesi Pelindo.

"[Galangan] swasta mau investasi di timur sulit. Harus cari pinjaman ke bank, banknya maunya yang pasti-pasti saja. Kami sulit kasih forecast," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Hendra Wibawa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper